Economic Review- China atau Tiongkok kini menjadi salah satu negara adidaya ekonomi. Banyak investasi yang ditanamkan Negara Tirai Bambu tersebut di beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun, apakah China menganggap investasi di Indonesia itu penting ?
Menurut Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, posisi Indonesia tidak terlampau penting bagi Cina dilihat dari data besarnya modal asing yang dikeluarkan oleh negara tersebut. Menurut data yang dihimpun pada 2017, posisi Indonesia berada di peringkat ke-26.
“Investasi China ke Malaysia, Singapura, Taiwan yang juga jadi musuhnya sendiri, Jepang, dan Thailand lebih besar daripada ke Indonesia,” ujar Faisal dalam webinar bersama Paramadina Policy Institute di Jakarta.
Merujuk data yang dihimpun dari Economist Intelligence Unit (EIU), posisi Singapura menempati peringkat pertama yang menjadi tujuan investasi Cina. Kemudian disusul Amerika, Hong Kong, Malaysia, Swis, Korea Selatan, Kanada, Cile, dan Rusia untuk posisi sepuluh besar.
Sementara Indonesia tepat di bawah Irlandia. Irlandia berada di posisi ke-25, sedangkan Indonesia ke-26. Adapun Prancis di bawah Indonesia dengan peringkat ke-27. Faisal mengatakan EIU belum mengeluarkan data teranyar ihwal peringkat investasi ini.
Adapun secara keseluruhan pada 2020, Cina menjadi negara yang mengeluarkan investasi asing terbesar di dunia. Cina mengalahkan Luxembourg dan Jepang dengan total penanaman modal asing senilai US$ 133 miliar.
Meski posisi limpahan investasi Indonesia dari Cina menempati peringkat bawah, Negeri Tirai Bambu itu menjadi salah satu negara penyumbang investasi terbesar bagi Tanah Air. Faisal mengatakan sepertiga investasi asing Tanah Air berasal dari Cina, kendati data Kementerian Investasi menunjukkan asal penanaman modal asing (PMA) Indonesia berasal dari Singapura.
“Perusahaan China yang berbasis di Singapura menanamkan investasinya ke Indonesia. Jadi investasi Cina lebih banyak dari data yang di-publish secara resmi,” ujar Faisal.
Salah satu masalah yang timbul dari penanaman modal Cina adalah tenaga kerja. Data koefisien pekerja Cina tergolong paling tinggi, yaitu 3,4 persen. Artinya setiap 1 persen porsi investasi Cina, negara itu membawa 3,4 persen porsi pekerja.
Faisal berpendapat negara semestinya dapat mengantisipasi tingginya angka koefisien itu agar tenaga kerja dalam negeri maksimal terserap. “Kita harus sadari itu. Kita tidak anti-Cina, tapi jangan dibawa juru masak, satpam, dari Cina ke Indonesia,” katanya.
Sepanjang semester I 2021, Kementerian Investasi merekap lima negara dengan realiasi penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Kelima negara investor tersebut adalah Singapura, Hong Kong, Cina, Belanda, dan Korea Selatan. Cina berada di posisi ketiga dengan total investasi US$ 1,7 miliar atau 10,7 persen.