EconomicReview-Sejak 29 Februari 2020, Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan serius untuk memerangi pandemi Covid-19, dan telah kondisi keadaan darurat terkait pandemi virus Corona ini. Di DKI Jakarta sendiri, sebagai episentrum pandemi memiliki kasus COVID-19 terkonfirmasi tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain dengan 6.929 total laporan kasus terkonfirmasi, 1.719 laporan kasus sembuh dan 514 laporan kasus meninggal (per 28 Mei 2020).
Terkait hal ini pemerintah telah mengubah rumah sakit umum untuk rujukan penanganan COVID-19 dan perawatan intensif sebagai upaya awal dan mendasar untuk menangani pasien yang telah positif COVID-19. Setidaknya terdapat 11 rumah sakit di seluruh DKI Jakarta yang ditunjuk untuk menjadi rujukan COVID-19 dengan lebih dari 3.000 pekerja medis tersebar di seluruh rumah sakit yang terlibat langsung setiap hari di zona merah dengan merawat pasien COVID-19.
“Para petugas medis di zona merah atau yang terlibat langsung di lapangan perlu menjaga diri mereka dengan menggunakan APD lengkap, Sebelum dan setelah melakukan tugas penanganan pasien COVID-19 para petugas medis harus melalui proses sterilisasi dengan dekontaminasi untuk mencegah penyebaran virus. Karena keterbatasan alat pemanas air di ruang perawatan COVID-19, sehingga mereka
harus menggunakan air dingin untuk mandi lebih dari 3 kali sehari di jam yang tidak menentu demi menjaga sterilisasi diri para petugas medis. Bisa kita bayangkan, hal tersebut sangatlah sangat tidak nyaman, sedangkan mandi ketika melakukan sterilisasi diri dan dekontaminasi bersifat wajib” kata Wakil Kepala Bidang Pembinaan RSAL Mintoharjo Kolonel Laut (K) drg. Dwi Afrosiansi, Sp. Perio.
Dwi Afrosiansi, melanjutkan bahwa pihaknya sedang membangun fasilitas baru untuk penanganan COVID-19 pada awal Mei, dan harus beroperasi sesegera mungkin. Tetapi karena peraturan PSBB yang membatasi logistik antar kota, mereka tidak dapat menemukan water heater apa pun yang siap dikirim dan dipasang secepat mungkin sesuai dengan kebutuhannya, sementara itu mereka didesak untuk segera membuka fasilitas baru untuk penanganan COVID-19.
“Pemanas air sangat diperlukan untuk melengkapi fasilitas medis berstandar WHO yang dimiliki Rumkital Dr. Mintohardjo, karena pekerja medis yang terlibat langsung dengan ODP dan PDP harus melakukan dekontaminasi diri sebelum meninggalkan ruang perawatan COVID-19,” imbuh Dwi Afrosiansi.
Mandi menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan untuk mengurangi risiko terpapar COVID-19, karena mandi membersihkan tubuh kita dan mendekontaminasi diri. Dengan menggunakan water heater, tentunya akan memberikan lebih banyak manfaat bagi pekerja medis yang kadang-kadang harus mandi di tengah malam atau bahkan subuh.
Diketahui, psda 26 Mei 2020, Ariston Thermo Indonesia menyumbangkan 150 unit produk water heater yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Yakni ke 6 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta diantarannya RSAL Mintoharjo, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS
Bhayangkari, RS Sulianti Saroso, dan RS Gatot Subroto.
Ucapan terimakasih juga di sampaikan oleh Wakil Kepala Bidang Pembinaan RSAL Mintoharjo kepada Ariston Thermo Indonesia yang telah memberikan bantuan berupa pemanas air ke Rumkital Dr. Mintohardjo, sehingga dapat membantu proses sterilisasi para petugas medis dengan mandi yang lebih nyaman dari sebelumnya.
“Meskipun kami telah mematuhi protokol wajib penjagaan diri dari virus COVID-19 dan meminimalisir resiko tertular virus ini, sebagian dari kami belum bertemu keluarga selama lebih dari 3 bulan, hal ini untuk mengurangi risiko kami menjadi carrier. Tentu saja, kami merindukan rumah dan keluarga kami,” kata Retna Handayani, perawat yang menangani COVID-19 pasien dari RSAL Mintoharjo.
Retna mengisahkan dirinya dan tim kesehatan lainnya mandi setidaknya 3 kali sehari, biasanya pagi-pagi sekali, malam hari, bahkan subuh-subuh, tergantung shift, namun tetapi 3 kali ini angka minimum. Karena mengenakan APD itu sendiri tidak nyaman, dan membuat tim kesehatan kesulitan bernafas, dengan waktu maksimal menggunakan APD adalah 3 jam. Dan setelah 3 jam, mereka harus mendekontaminasi diri dengan mandi.
Berlatar belakang kisah para tim kesehatan ini, Ariston Thermo Indonesia sebagai merek pemanas air terkemuka di Indonesia turut tergerak berkontribusi untuk mendukung garda terdepan pemberantas COVID-19 yakni para pekerja medis, dengan tetap memberi mereka kenyamanan bahkan pada saat mereka jauh dari kenyamanan, yakni rumah dan keluarga. Hal ini diakui sejalan dengan komitmen Ariston untuk terus memberikan kenyamanan yang berkelanjutan bagi semua orang, bahkan dalam kondisi paling ekstrem melalui produk mereka.
Ns. Yetty, S. Kep, perawat dari Perawat Pencegahan dan Pengendali Infeksi di Rumah Sakit (IPCN), mengatakan, “Mandi air hangat sangat penting selama pandemi ini, terbukti lebih efektif dalam dekontaminasi, dan juga akan memberikan manfaat medis untuk pengguna juga. Misalnya, ini membantu memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan pernafasan, memberi memiliki dampak terapeutik sensasi
pijatan, sehingga pengguna akan merasa rileks,” katanya.
Selain memberikan manfaat mandi bagi tubuh, menurut WHO, suhu 60 ° C hingga 70 ° C efektif untuk membunuh sebagian besar jenis virus, sehingga air panas sangat baik untuk mensterilisasi peralatan termasuk alat medis.
Direktur RSUP Fatmawati, dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, M.P.H menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT Ariston Thermo Indonesia atas donasi produk water heater kepada RSUP Fatmawati, “Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang terdalam kepada Ariston untuk water heater yang disumbangkan. Water heater ini akan kami instalasi tidak hanya di fasilitas petugas medis, melainkan juga di kamar pasien di kamar mandi petugas laboratorium,”.
Mochammad Syafak Hanung menambahkan, mandi air hangat memiliki manfaat untuk orang dengan sistem kekebalan rendah, yakni pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Mandi air hangat membuat tubuh menjadi lebih teroksigenasi dan memungkinkan kita untuk bernapas lebih dalam dan lebih lambat, terutama ketika uap sudah muncul.
“Jika tubuh merasa rileks, tentunya ini juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh, sehingga sangat baik dan penting bagi pasien di sini juga. Produk-produk yang disumbangkan akan digunakan tidak hanya oleh tenaga medis, tetapi juga akan sangat bermanfaat bagi pasien untuk mendapatkan manfaat yang dapat diberikan oleh mandi air hangat,” tambah Dr. Mochammad.
Ariston Thermo Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan kenyamanan bagi keluarga di Indonesia; melihat keadaan saat ini, Ariston Thermo dapat melihat dengan jelas korelasi antara produknya, dan pandemi COVID-19. Sebagian besar pekerja medis jauh dari kenyamanan mereka (keluarga di rumah) dan berada dalam kondisi ekstrem (pusat perawatan COVID-19).
“Mengetahui bahwa mandi diperlukan dan wajib, mandi di masa pandemi ini telah terbukti sangatlah penting dibandingkan sebelumnya untuk mendekontaminasi tubuh kita, oleh karena itu, kami ingin memberi mereka kenyamanan melalui produk kami, sehingga mereka dapat lebih rileks dan merasa lebih nyaman dengan mandi dengan air hangat”, kata Erwin Lim, Direktur Pemasaran PT Ariston Thermo Indonesia.
Ia pun menambahkan, rasanya perjalanan pandemi tampak masih panjang, dan karenanya PT Ariston Thermo Indonesia ingin berkontribusi dalam memastikan bahwa garda terdepan penanganan virus ini akan memiliki pengalaman mandi sehari-hari yang paling nyaman melalui apa yang menjadi spesialisasi brand Ariston Thermo, yakni water heater.
“Ariston selalu berusaha untuk memberikan kenyamanan kepada semua orang melalui produk-produknya yang telah teruji kualitasnya pada kondisi ekstrim,” tegas Erwin Lim.
Seperti yang telah Ariston lakukan dalam misi The Ariston Comfort Challenge di Greenland, yakni memberikan kenyamanan bagi para peneliti yang melakukan studi mereka tentang perubahan iklim dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Ariston berharap bahwa pekerja medis saat ini akan memiliki pengalaman mandi yang lebih nyaman, dan mendapatkan manfaat kesehatan lainnya dengan mandi menggunakan air hangat,” tutup Erwin Lim