EconomicReview – Subsektor film di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya film-film berkualitas yang berhasil ditonton hingga jutaan penonton. Bahkan, kerap kali film-film Indonesia diputar di berbagai festival film luar negeri. Hal ini pun makin membuat nama Indonesia dikenal sebagai “penghasil” film-film terbaik.
Tentunya, keberhasilan film-film Indonesia hingga menembus kancah internasional tidak bisa dilepaskan dari kerja keras para insan kreatif perfilman, rumah produksi, hingga berbagai fasilitas pendukung lainnya. Termasuk di dalamnya adanya studio-studio film sebagai salah satu sarana penunjang proses pengambilan gambar atau syuting.
Studio-studio film di Indonesia memang dibangun khusus sebagai lokasi syuting berbagai film. Biasanya di studio film terdapat berbagai latar atau bangunan yang bisa dibongkar-pasang, disesuaikan dengan kebutuhan latar syuting film. Sehingga dapat menghasilkan gambar yang lebih real.
Menariknya lagi, beberapa studio-studio film ini pun mulai dikenal publik dan menjadi salah satu destinasi tujuan wisata. Walau jumlahnya masih belum terlalu banyak, berikut adalah beberapa studio film di Indonesia yang memiliki fasilitas lengkap:
Studio Alam Gamplong
Menjadi salah satu studio film paling kesohor di Indonesia, Studio Alam Gamplong belakangan viral di media sosial karena menjadi lokasi syuting beberapa film-film ternama Indonesia, seperti Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta (2018); Bumi Manusia(2019); hingga Habibie Ainun 3 (2019). Begitu masuk ke area Studio Alam Gamplong, Sobat Parekraf seakan masuk lorong waktu yang menghadirkan kilas balik ke abad 16-17.
Pasalnya, bangunan-bangunan di studio film ini menggambarkan sebuah kota masa lalu yang dibagi dalam beberapa zona, seperti Zona Replika Kranggan Surabaya, Pecinan, Benteng VOC, hingga yang menjadi ikon dari Studio Alam Gamplong adalah trem jadul yang berjalan mengeliling studio film ini. Tak heran kalau studio film yang berlokasi di Dusun Gamplong 1, Moyudan, Sleman, D.I. Yogyakarta ini disebut-sebut sebagai studio Hollywood-nya Indonesia.
Studio Alam TVRI
Bisa dibilang, studio film ini menjadi studio paling legendaris di Indonesia. Pasalnya, Studio Alam TVRI dibangun sejak 1980, dan mulai dijadikan lokasi syuting film sejak 1985 hingga saat ini. Berlokasi di Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat studio film ini kerap menjadi lokasi pengambilan gambar sinetron garapan TVRI, dan film-film Indonesia lainnya. Seperti Jelangkung (2001), Air Terjun Pengantin (2009), Trilogi The Raid (2011), Trilogi Merah Putih (2017), hingga Kuntilanak (2018).
Sesuai namanya, lokasi studio film ini banyak area terbuka dengan luas sekitar 20 hektare, dan dikelilingi banyak pepohonan rindang sehingga membuat lokasinya menjadi sangat asri. Selain itu, di Studio Alam TVRI juga terdapat bangunan-bangunan permanen yang kerap dijadikan lokasi syuting. Termasuk deretan rumah-rumah adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Studio Infinite
Studio film di luar Pulau Jawa, tepatnya berada di Kawasan Nongsa, Batam dan digadang-gadang sebagai studio film terluas se-Asia Tenggara. Sama seperti studio film lainnya, Studio Infinite juga memiliki banyak bangunan yang menjadi latar berbagai film Indonesia hingga film dan serial Hollywood! Beberapa film yang pernah syuting di Studio Infinite antara lain: Dead Mine (2012), Blackhat (2015), Beyond Skyline (2015), Buffalo Boys (2017), Headshot (2017), hingga serial HBO Grisse (2018).
Isi dari studio film ini juga komplet, mulai dari studio animasi, studio untuk membuat set dan atribut yang dibutuhkan dalam film, sound stage, area syuting indoor, dua panggung seluas 1.300 meter persegi, dan bangunan seperti hanggar bandara seluas 2.800 meter persegi.
Studio Persari
Selain Studio Alam TVRI, Studio Persari termasuk studio film legendaris yang dimiliki Indonesia. Lokasinya berada di Ciganjur, Jakarta Selatan. Persari sendiri merupakan singkatan dari Perseroan Artis Indonesia. Studio film ini sudah ada sejak 1950, yang digagas oleh Djamaludin Malik alias “Bapak Industri Perfilman Indonesia” sekaligus penggagas Festival Film Indonesia.
Studio Persari kerap menjadi lokasi syuting banyak film, sinetron, dan FTV Indonesia. Beberapa sinetron legendaris era 90-an yang pernah syuting di sini antara lain: Balada Dangdut, Aku Ingin Pulang, Camelia, hingga Jay Anak Metropolitan.
Jakarta Film Studio
Berlokasi di Ceger, Jakarta Timur studio film ini dibangun oleh rumah produksi MD Picture guna mendukung proses syuting film-film garapan mereka. Sama seperti studio film lainnya, Jakarta Film Studio juga memiliki banyak set yang kerap dipakai syuting film garapan MD Picture.
Di lahan seluas kurang lebih 2,4 hektare ini, terdapat tiga sound stage, set apartemen, set restoran, set perkantoran, set rumah sakit, hingga jalan raya. Beberapa film Indonesia yang pernah syuting di studio film ini antara lain: Danur 3 (2019), Darah Daging (2019), Love for Sale 2 (2019), Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020), hingga KKN di Desa Penari (2020).