EconomicReview – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan 5 negara seperti Thailand dan India akan menjadi sasaran Indonesia untuk memenuhi penugasan impor 2 juta ton beras.
“Yang saya tahu itu ada India, Pakistan, ada Myanmar, Vietnam ada Thailand. 2 juta ton itu angka tidak mudah dipenuhi oleh suatu negara,” ujar Kepala Bapanas Arief saat Konferensi Rembug Pangan secara daring, di Jakarta, Senin.
Arief menegaskan keputusan untuk impor beras sebanyak 2 juta ton merupakan keputusan yang sulit, namun terpaksa diambil agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog tetap aman.
Saat ini stok CBP di gudang Bulog hanya 220 ribu ton. Sedangkan stok beras tersebut akan digunakan untuk bantuan sosial pangan yang akan didistribusikan kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat. Masing-masing penerima akan mendapat 10 kg selama 3 bulan, sehingga dibutuhkan sekitar 640 ribu ton beras. Sementara itu, Bulog baru mampu menyerap sekitar 50 ribu ton dari hasil panen raya akibat perebutan gabah dengan penggilingan padi dan konsumsi rumah tangga.
“Kita itu mengutamakan penyerapan dalam negeri, tetapi apabila pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri tidak bisa terpenuhi, negara harus ada di situ. Jangan sampai stoknya tidak ada, mau mengadakan program tidak bisa, sementara masyarakat ini perlu,” katanya.
Selain stok CBP Bulog yang kurang, Arief juga menyebut fenomena el nino turut menjadi salah satu pertumbangan pemerintah untuk memutuskan kebijakan impor. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena el nino sebesar 50-60 persen akan terjadi pada semester 2 2023.
Kendati melaksanakan impor, Bulog tetap diminta untuk mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri terutama selama masa panen raya pada Maret-Mei 2023.
Sumber : Antara
📸 : Tirto.id