EconomicReview-Bebarapa waktu lalu UN Tourism, lembaga Organisasi pariwisata Dunia (UNWTO) atau United Nation World Tourism Organization, yaitu organisasi internasional yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). UN Tourism bertanggung jawab untuk mempromosikan pariwisata dunia yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan dapat diakses secara universal mengumumkan 55 The Best Village Tourism 2024. Diantara 55 nama yang diumumkan, ada dua desa yang berasa dari Indonesia. Salah satunya Desa Jatiluwih, yang berada di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Dilansir laman Kemenparekraft, Desa Wisata Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia adalah sebuah permata geografis dan budaya yang tersembunyi di lereng Batukaru. Dengan ketinggian kurang lebih 685 m di atas permukaan laut. Pada tanggal 29 Juni 2012 Jatiluwih mendapatkan pengakuan internasional ketika sistem pengairan sawah tradisionalnya yaitu Subak, diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia. Sistem Subak, yang berakar pada ajaran Tri Hita Karana dalam Agama Hindu mencerminkan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam dan spiritualitas.
Di bangun sejak abad ke-11, subak bukan hanya sebuah sistem irigasi tetapi juga filosofi hidup yang menekankan pada keharmonisan dan keberlanjutan. Desa Jatiluwih dikelilingi oleh hutan lindung seluas 24 hektar yang merupakan rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. diantaranya adalah berbagai jenis burung langka dan hewan seperti kukang jawa, yang sering terlihat oleh pengunjung saat mendaki atau bersepeda melalui jalur setapak yang membelah hutan dan sawah. Desa Jatiluwih menawarkan lebih dari sekedar pemandangan sawah terasering yang memukau desa kami adalah tempat di mana pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas luar ruang seperti trekking dan bersepeda melalui jalur yang menghubungkan sawah dengan hutan. Desa Jatiluwih juga menyelenggarakan festival dan upacara tradisional yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan kekayaan budaya dan tradisi lokal.
Dalam web Kemenparekraf, Desa Jatiluwih masuk dalam Desa Wisata, dengan kategori, Maju. Topografi Desa Jatiluwih adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata yang mengedepankan Pariwisata Alam seperti Teracce Sering ( sawah berundak) yang sangat unik dan merupakan satu-satunya terluas yang ada di Propinsi Bali. Wisata Religius juga ada karena di Desa Jatiluwih banyak Pura yang memiliki daya tarik tersendiri Pura yang ada terbentang dari utara ke selatan dimulai dari Pura Taksu, Pura Rsi, Pura Luhur Kawitan Bhujangga Waisnawa, Pura Luhur Petali, Pura Sri Rambut Sedana, Pura Batur, Pura Dukuh, Pura Ulun Siwi dan Pura Panti/Dadia serta obyek wisata lain seperti air terjun yang mana airnya masih sangat jernih sekali. Dalam pengelolaan pariwisata Desa Jatiluwih semenjak ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO terbentuklah sebuah lembaga khusus dalam bidang Pariwisata yaitu Badan Pengelola Data Tarik Wisata Desa Jatikuwihyang dalam pelaksanaan kegiatan dibentuk Manajemen Daya Tarik Wisata Desa Jatiluwih.
Di Desa Jatiluwih terdapat Pura yang sangat erat kaitan sejarahnya dalam cikal bakal berdirinya Pura yang ada seperti Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Kawitan Bhujangga Waisnawa. Terdapat juga sebuah Pura Luhur Sri Rambut Sedana yang merupakan satu-satunya pura yang ada di Pulau Bali.
Presiden Amerika Serikat ke 44, Barack Obama pernah mengunjungi ke desa ini bersama keluarga dan dibuat takjub dengan teraserring yang asa di desa ini.