EconomicReview – Sejak pandemi Covid-19 memasuki Idonesia dan ditetapkan sebagai wabah nasional, begitu banyak yang terancam, bukan hanya terancam kehilangan nyawa apabila terjangkit, namun juga dapat terancam dari segi ekonomi dan tidak terkecuali untuk perempuan Indonesia. Selain itu, perempuan juga rentan mengalami berbagai permasalahan, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), terhambatnya layanan kesehatan reproduksi, menanggung beban ganda dalam mendampingi anak belajar di rumah, sekaligus memastikan pangan keluarga tercukupi agar dapat bertahan hidup.

Bintang Puspayoga selaku Menteri PPPA mengungkapkan jika momen Hari Kartini adalah waktu yang tepat bagi perempuan menjadi solusi dalam penanganan pandemi ini, hal ini diungkapkan saat mengikuti Virtual Talkshow Bincang Bintang : Kartini-Kartini Melawan Covid-19 bersama 150 perwakilan perempuan akar rumput, sekolah perempuan dan aktivis dari organisasi perempuan.
“Saya mengajak para perempuan hebat yang aktif menyuarakan hak perempuan dan anak di sini, untuk mendukung sekaligus mengawal berbagai kebijakan pemerintah dalam penanganan masalah perempuan dan anak saat pandemi ini,”.
Pentingnya pengumpulan data terpilah terkait jumlah perempuan dan anak yang terdampak covid-19 juga harus dilakukan karena ini merupakan hal yang sangat penting. “ Kami membutuhkan bantuan teman-teman untuk mengumpulkan data terpilah dan mendiskusikannya bersama, hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi bantuan spesifik yang akan disalurkan agar tepat sasaran sekaligus menyusun kebijakan dan pedoman bagi Kemen PPPA dalam menindaklanjuti penanganan covid-19,” Ungkap Menteri Bintang.
Saat ini, Kemen PPPA telah menginisiasi dan akan memberikan bantuan serta pendampingan bagi kelompok rentan yang terdampak Covid-19, baik perempuan, anak, anak disabilitas, dan perempuan lansia. Bantuan tersebut akan diberikan sesuai hasil identifikasi sasarannya dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, seperti susu bagi balita, pampers bagi anak, pampers bagi lansia, pembalut bagi perempuan atau remaja perempuan, vitamin, makanan dengan gizi seimbang, sabun, dan lain-lain.
Setelah semua terencana dengan baik, maka DKI Jakarta akan menjadi Provinsi pertama sebagai pilot project dalam pemberian bantuan tersebut. Jika program penyaluran bantuan tersebut berhasil, Menteri Bintang berharap tidak hanya Kemen PPPA, tapi juga seluruh Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GT PP Covid-19) dapat ikut serta melaksanakannya.

Lebih lanjut, Menteri Bintang juga mengajak para perempuan untuk ikut mengawal proses pemanfaatan dana desa di akar rumput, serta proses penyaluran bantuan tunai yang tepat sasaran, yaitu bagi keluarga miskin, masyarakat yang belum mendapatkan program keluarga harapan (PKH), dan memiliki keluarga sakit yang menahun.
“Saat masa pandemi ini, banyak perempuan ibu rumah tangga yang harus menanggung beban ganda. Mereka harus mendampingi anak dalam menyelesaikan tugas selama belajar di rumah, hingga terbebani membengkaknya biaya pembelian kuota internet. Menindaklanjuti hal ini, kami telah berkoordinasi dengan para orangtua, fasilitator forum anak terkait permasalahan tersebut,” ungkap Menteri Bintang.
Sejauh ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah merespon masalah ini dengan bekerjasama bersama TVRI menayangkan program belajar di rumah bagi anak. Terkait membengkaknya biaya kuota internet, Menteri Nadiem sudah merevisi dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk dialihkan sebagai biaya pembelian kuota internet bagi orangtua siswa.
Diakhir bincang-bincang, Menteri bIntang menyampaikan apresiasi nya bagi Kartini-Kartini yang telah menyuarakan masalah perempuan dan anak di akar rumput selama masa pandemi Covid-19. “Teman-teman telah menunjukkan semangat Kartini dalam mengimplementasikan solusi sekaligus mengawal apa yang sudah pemerintah lakukan untuk menangani pandemi ini. Mari bergandengan tangan membangun kekuatan, bersatu melakukan suatu hal, untuk bisa berbuat maksimal bagi bangsa ini. Jadilah perempuan yang tidak hanya menjadi penikmat pembangunan, tapi ikut berperan dalam pembangunan itu sendiri,” tutup Menteri Bintang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Institut KAPAL Perempuan, Misiyah menuturkan talkshow virtual yang dilaksanakan tepat di Hari Kartini lalu, bertujuan untuk terus mengingatkan dan mempertajam kepekaan terhadap isu gender dalam merespon kebencanaan. “Peringatan Hari Kartini di masa pandemi covid 19 ini, diharapkan semakin membuka kesadaran semua pihak untuk melakukan tindakan nyata bagi perempuan karena perempuan memiliki beban berlipat sekaligus memiliki kebertahanan berlapis,” tutupnya.