EconomicReview – Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan ada sejumlah strategi yang harus dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pengujian Covid-19 atau SARS-CoV-2. Dia mengatakan hal utama yang dapat mewujudkan peningkatan adalah penambahan jumlah laboratorium yang didukung peningkatan ketersediaan reagen dan sumber daya manusia. Indikator lainnya adalah ketersediaan mesin pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
Lebih lanjut, Dicky menyebut pemerintah Indonesia harus menggunakan strategi pooling testing yang telah dilakukan sejak awal Perang Dunia ke-2 saat wabah sifilis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan Covid-19 di Jerman, Israel, hingga Wuhan, China.
Pooling test yang dilakukan di Wuhan dilakukan dengan mengambil 10 sampel untuk satu test. Bahkan, jumlah sampel bisa lebih banyak pada area yang prevalensinya rendah.
Di sisi lain, Dicky menyampaikan semakin banyak pemerintah melakukan test maka akan semakin besar peluang untuk menemukan penderita Covid-19 yang selanjutnya dapat dilakukan perawatan dan isolasi untuk mencegah potensi penularan, ditambah dengan pelacakan kasus.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Wuhan, China, dilaporkan telah melakukan tes virus corona ke lebih dari 6,5 juta warga hanya dalam waktu sembilan hari dan tanpa dipungut biaya. Langkah sigap itu dilakukan pemerintah Wuhan demi mencegah gelombang kedua penularan
Berdasarkan lembaga penyiaran pemerintah China, CCTV, pihak berwenang Wuhan berhasil mengumpulkan lebih dari sembilan juta sampel uji swab warga selama 15-23 Mei, yang berarti 80 persen dari total 11 juta penduduk kota telah menjalani pemeriksaan corona.
Sebagian petugas medis lainnya melayani panggilan ke rumah untuk melakukan tes terhadap warga lanjut usia dan penyandang disabilitas demi memudahkan pemeriksaan. Pihak berwenang Wuhan mengimbau seluruh warga mendaftarkan diri untuk menerima pemeriksaan demi kebaikan mereka sendiri. Sejauh ini, pemerintah setempat sudah menemukan 200 kasus yang sebagian besar dialami oleh pasien tanpa gejala sama sekali.
Pemerintah Wuhan disebut bertekad untuk memeriksa seluruh warganya. Para petugas medis diperintahkan untuk “memeriksa setiap celah wilayah” hingga pergi langsung ke setiap pintu rumah warga untuk mengantar mereka ke pos pemeriksaan terdekat.
Salah satu distrik bahkan memperingatkan akan menurunkan peringkat kesehatan dalam kode QR setiap warga yang menolak untuk dites. Hal itu bisa berpotensi membatasi hak seseorang untuk bepergian.