EconomicReview– Tak bisa dipungkiri saat ini semakin maju teknologi semakin besar juga serangan-serangan hacker untuk menembus sebuah sistem. Karena untuk memperkuat dan menghindari dari serangan hacker pada sistem jaringannya, sebuah perusahaan akan lebih baik semakin meningkatkan kemampuan sistem ITnya untuk mencegah serangan-serangan hacker.
Atas kemajuanya di bidang IT, PT Bank Mayapada Intebational Tbk menerima penghargaan Platinum Award The Best IT for Public Company 2023, Very Excellent – score 93,00. Kategori Bank (Tbk).
“Selamat sore bapak ibu, saya selaku perwakilan manajeman PT Bank Mayapada mengucapkan terima kasih kepada Economic Review dan dewan juri atas award ini. Semoga dengan award memicu kami bertraformasi secara digital lebih baik lagi,” ujar Bapak Hadiyanto, selaku Kepala Divisi IT Strategic & Architecture, dalam sambutannya secara online.
Menyadari hal tersebut tahun ini, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) mengalokasikan dana capital expenditure (capex) atau belanja modal sekira Rp 200 miliar untuk perkuat sistem Information technology (IT). Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Utama Bank Mayapada Internasional Thomas Arifin mengatakan, alokasi belanja modal tersebut diharapkan bisa melindungi data dari serangan cyber dan juga memperkuat digitalisasi. Thomas menjelaskan, strategi memperkuat keamanan data dan data nasabah merupakan satu hal yang menjadi perhatian dari perusahaan.
“Di mana kita melihat akhir-akhir ini, kejadian-kejadian yang telah terjadi dan telah dilakukan kajian yang menyeluruh dan mendalam bersama dengan Boston Consulting Group,” katanya.
Kajian menyeluruh tersebut, lanjut Thomas, khususnya perihal roadmap serta arsitektur IT dan kajian terhadap inisiatif selama 5 tahun ke depan.
“Kemudian, juga kami juga mendalami aspek cyber atau information security, keamanan. Kemudian, juga kami sudah melakukan evaluasi dan juga sudah melakukan kajian atas inisiatif-inisiatif yang harus kita lakukan selama bertahap 5 tahun mendatang,” pungkasnya.
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk bidang IT sebesar Rp200 miliar. Hal itu sejalan dengan strategi perseroan untuk memperkuat produk digital.Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menyebutkan pandemi Covid-19 membuat perubahan dalam gaya hidup masyarakat, termasuk transaksi keuangan. Dari situ, perseroan juga harus mengikuti dan mengakomodir perubahan yang terjadi.
Dia menjelaskan pihaknya sebagai bank konvensional saat ini telah mengarah ke produk digital. Perseroan juga akan terus memperkuat pengembangan produk-produk digital. Produk akan terus berevolusi, tidak sebatas mobile banking dan internet banking, karena saat ini digital banking adalah suatu keharusan. Untuk itu, Bank Mayapada mengalokasikan capex di bidang IT mencapai hampir Rp200 miliar pada tahun ini. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi pengembangan produk-produk baru.
Selain itu, capex digunakan untuk pengamanan (security) dan infrastruktur digital banking yang juga membutuhkan biaya yang besar. “Karena selain pengembangannya, keamanan juga menjadi concern utama Bank Mayapada,” imbuhnya.
Tak hanya memperkuat sistem IT, PT Bank Mayapada juga terus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kemajuan produk-produk digitalnya. Seperti dengan perusahaan teknologi finansial OneConnect. Dimana dalam kemitraannya dengan Bank Mayapada. OnConnect membantu langkah transformasi digital perbankan melalui solusi teknologi. Dengan tujuan agar digitalisasi perbankan tersebut bisa menghemat biaya dari pengurangan intervensi manual serta mempercepat proses orientasi nasabah.
CEO dan Presiden Direktur OneConnect, Yao Jing, mengatakan bahwa digitalisasi dari proses perbankan sangat penting bagi lembaga keuangan untuk berkembang dan semakin terlihat selama pandemi COVID-19.
“Kami merasa terhormat dan bersemangat untuk dapat membawa keahlian domain kami yang kuat beserta solusi teknologi yang mutakhir untuk memberdayakan Bank Mayapada dengan usahanya untuk mendigitalkan layanannya,” katanya dikutip dari siaran pers, Rabu.
Penelitian Macquarie pada 2021 menyebutkan sebesar 26 persen penduduk penduduk di Indonesia tidak memiliki akses yang memadai ke lembaga keuangan formal dan 51 persen lainnya tidak memiliki rekening bank.
Hal tersebut merupakan peluang bagi pihak bank agar memanfaatkan solusi teknologi untuk mengatasi kesenjangan dan mempercepat inklusi keuangan di Indonesia dengan kemudahan akses perbankan.<br>
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato’ Sri Tahir mencatatkan laba bersih Rp66,02 miliar pada kuartal III/2023, tergerus 39,83% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp109,74 miliar. Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mayapada sebenarnya mencatatkan peningkatan pendapatan bunga 15,1% yoy menjadi Rp6,53 triliun pada kuartal III/2023. Namun, di saat yang sama beban bunga MAYA membengkak 34,38% menjadi Rp5,12 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Mayapada pun turun 24,32% yoy menjadi Rp1,4 triliun pada periode sembilan bulan 2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank juga susut dari 2,4% pada September 2022 menjadi 1,57% pada September 2023.