EconomicReview-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak pelaku usaha kuliner Tanah Air mengikuti ajang Food Startup Indonesia (FSI) sebagai salah satu cara untuk tetap produktif di tengah pandemi COVID-19.
Digelar setiap tahun sejak 2016, FSI membuka kesempatan bagi pelaku usaha subsektor kuliner untuk mencari, memaksimalkan potensi, membentuk ekosistem, hingga membuka akses fasilitas, dukungan pemerintah, serta akses pada sumber pembiayaan.
“Di tengah merebaknya wabah virus corona saat ini, Kemenparekraf/Baparekraf mengajak para pengusaha subsektor kuliner Indonesia untuk tetap produktif dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan FSI 2020,” ujar Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo dalam keterangan persnya.
Plt Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Hanifah Makarim mengatakan FSI 2020 merupakan program kuliner untuk menyaring peserta dalam mengembangkan model bisnis kuliner hingga bertemu investor dan praktisi kuliner.
“Kami ingin membantu para pelaku kuliner di tengah pandemi, sehingga bisa berkembang tidak hanya sebagai usaha mikro, tapi bisnis kuliner Indonesia yang menjadi tuan rumah di negeri sendiri bahkan hingga go internasional,” katanya dalam foodtalk instagram live dengan Ultra Marketing Officer Bonnie Susilo, Selasa (28/4).
Ia menerangkan, Open Submission FSI 2020 Call-out akan dimulai pada 20 April 2020 melalui pengisian fact sheets pada website
www.foodstartupindonesia.com yang berlangsung hingga 31 Mei 2020. Selanjutnya akan dilakukan kurasi terhadap 1.000 pelaku ekonomi kreatif berdasarkan data dan kelengkapan factsheet yang dibutuhkan untuk mendapatkan fasilitas Open Access Tools berupa; Ultra Online Advance Module; dan AIO POS & Accounting Appforum pelaku usaha
kuliner.
“Tahun ini kami menyediakan kuota untuk 1.000 peserta, namun pendaftaran yang dibuka secara umum sejak 20-28 April 2020 sudah menggalang 1.300 peserta. Setelah melewati sejumlah proses seleksi, nantinya akan ada 100 peserta terpilih yang berhak mengikuti kegiatan Demoday FSI 2020 pada Juli 2020, tanpa dipungkut biaya,” ujar Hanifah Makarim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/4/2020).
Dalam pendaftaran itu, peserta memperoleh digital tools, berupa open acces online education untuk mengembangkan bisnisnya, seperti membentuk ekosistem, membuka akses fasilitas, dukungan pemerintah, serta akses pada sumber pembiayaan.
“Setelah melewati sejumlah proses seleksi, nantinya akan ada 100 peserta terpilih yang berhak mengikuti kegiatan Demoday FSI 2020 pada Juli 2020, tanpa dipungkut biaya,” katanya.
Hanifah juga menjelaskan, terdapat beberapa program lainnya yaitu Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang sudah masuk ditahun ketiga. BIP sendiri akan diluncurkan pada minggu kedua atau ketiga Mei 2020. “BIP Tahun ini diberikan untuk 5 sektor seperti fashion, kriya, animasi, video, dan pariwisata,” tuturnya.
Lalu BIP yang bersumber dari dana APBN bisa digunakan untuk modal kerja. “Contoh modal kerja usaha kuliner bisa digunakan untuk membeli mesin oven yang besar, alat packing, hingga bahan baku juga bisa, intinya modal kerja yang terkait dengan bisnisnya,” kata Hanifah
Dalam Open peserta FSI akan memperoleh
bimbingan dan arahan dari para ahli di subsektor kuliner seperti chef, praktisi kuliner, business development perusahaan, dan investor terkait pengembangan bisnis model usaha masing-masing peserta. Selanjutnya peserta FSI akan mengirimkan pitchdeck untuk dikurasi dan mereka yang masuk sebagai finalis berhak mengikuti kegiatan Demoday FSI 2020.