EconomicReview – Bersamaan dengan perayaan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, OVO melakukan survei berkaitan dengan peran ibu dalam mengelola keuangan keluarga, terutama selama masa pandemi Covid-19.
Hasil survei yang dilakukan oleh platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial di Indonesia ini memperlihatkan, setidaknya 7 dari 10 ibu mengaku kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga, dan hanya 1 dari 10 ibu yang benar-benar melakukan pencatatan keuangan selama masa pandemi.
Tak dimungkiri bahwa pandemi COVID-19 yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi memberikan dampak yang sangat besar pada pengelolaan keuangan yang dilakukan para ibu. Pasalnya, 2 dari 10 ibu memiliki kecenderungan untuk berbelanja di luar kebutuhan prioritas. Belum lagi, setengah dari ibu yang menjadi responden menyebut bila tidak memiliki dana darurat.
Padahal di saat yang bersamaan, ibu yang memiliki dana darurat, lebih dari setengahnya mengungkapkan bahwa mereka merasa terbantu dengan adanya dana tersebut karena dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran harian selama pandemi.
Selain dana darurat, dana untuk asuransi dan investasi juga sepatutnya menjadi hal utama yang disiapkan dalam menghadapi masa pandemi. Tapi ternyata hanya 3 dari 10 ibu yang mengalokasikan dana untuk asuransi, dan hanya 8 persen ibu yang menganggap investasi sebagai prioritas dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Sedangkan 5 dari 10 ibu menyatakan bahwa kesejahteraan hidup (well-being) tidak menjadi prioritas dalam keuangan keluarga mereka saat ini. Tidak heran bila lebih dari setengah responden mengaku menggunakan dana darurat mereka untuk menutupi pengeluaran sehari-hari selama pandemi. Karena itu, 7 dari 10 ibu berharap mendapatkan bantuan dari perencana keuangan.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengatakan, temuan survei ini mendorong OVO tergerak untuk mengajak masyarakat agar lebih menghargai peran ibu. “Bukan hal yang mudah bagi para ibu yang berperan dalam mengurus banyak hal di rumah tangga juga harus mengelola keuangan keluarga selama masa pandemi ini,” ujarnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Apalagi, lanjut Harumi dengan rendahnya tingkat literasi keuangan, yang baru 38%, khususnya pada wanita di Indonesia, edukasi mengenai literasi keuangan termasuk manfaat keuangan digital menjadi sangat penting. “Apa yang selama ini dilakukan OVO semoga bisa memberikan dampak positif bagi para ibu agar lebih baik dalam mengatur keuangan keluarga selama pandemi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, konsultan perencana keuangan Prita Ghozie membenarkan hasil survei yang dilakukan oleh OVO. Banyak kliennya yang mengeluhkan kesulitan pengelolaan keuangan di tengah situasi pandemi.
“Sebagai pengelola keuangan rumah tangga, para ibu tidak perlu panik dalam mengelola keuangan. Kuncinya adalah menyusun rencana menabung dan rencana belanja termasuk memiliki proteksi yang jelas bagi keluarga. Berikutnya adalah disiplin dalam menjalankan rencana tersebut,” paparnya.
Di sisi lain, situasi pandemi ini mendorong ibu-ibu untuk membuka usaha. “Ini sangat positif dan solusi cerdas yang bisa dilakukan oleh para ibu. Mereka bisa memiliki penghasilan tambahan dari kegiatan yang disukainya, seperti memasak, atau membuat karya kerajinan yang banyak diperlukan oleh masyarakat saat ini. Saya sangat percaya bahwa satu perempuan cerdas akan melahirkan satu generasi cerdas,” tegasnya.
Hanya saja, Prita memberi saran agar ibu-ibu segera mulai menginvestasikan penghasilan tambahan mereka untuk tujuan masa depan ke pilihan aset investasi jangka panjang seperti instrumen pasar modal.