Economic Review- Pengusaha asal China dipastikan tertarik untuk investiasi di Indonesia, khusus dalam bidang Tambang dan EBT. Kementerian ESDM membuka peluang investasi kepada dua perusahaan energi asal Cina untuk mengembangkan mekanisme pertambangan bawah tanah dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
“Perusahaan pertama adalah China Qinfa Group Ltd. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara ini disebut akan berinvestasi pada pengembangan tambang bawah tanah. Cina memang ahli di tambang bawah tanah, mungkin juga bahan-bahan yang mereka punya di Kalimantan itu di bawah tanah,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana.
Dikatakanya, satu lainya yang untuk diajak karena mau masuk di energi terbarukan. Juga juga bergerak di manufaktur kendaraan listrik. Adapun pertemuan antar Kementerian ESDM dengan Qinfa Group dan Duofu dilaksanakan di Kantor Kementerian ESDM.
Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) mencatat, Cina menanamkan modalnya sebesar US$ 2,3 miliar ke Indonesia pada Januari hingga September 2021.
Nilai investasi ini berada di peringkat ketiga sebagai investor asing terbesar Indonesia. Sementara posisi pertama masih ditempati Singapura dengan nilai US$ 7,3 miliar. Kemudian, Hongkong naik ke posisi kedua dengan nilai US$ 3,1 miliar.
Jika dilihat trennya, nilai investasi Cina mengalami peningkatan sejak 2018. Nilai investasi Cina tercatat sebesar US$ 2,4 miliar pada 2018, posisi kedua setelah Singapura dan Jepang.
Kemudian, peringkat Cina naik ke posisi kedua dengan nilai US$ 4,7 miliar pada 2019. Lalu saat pandemi datang ke Indonesia, investasi Cina kembali meningkat menjadi US$ 4,8 miliar pada 2020. (TEGUH)