EconomicReview – Realisasi infrastruktur shortcut Singaraja-Denpasar titik 7-10 terancam. Menyusul kebijakan pemerintah pusat yang mengoreksi sejumlah program pemerintah, termasuk melakukan koreksi terhadap sejumlah infrastruktur skala nasional. Kabarnya, proyek shortcut termasuk dalam daftar program pemerintah pusat yang terkoreksi.
Putu Agus Suradnyana selaku Bupati Buleleng mengakui kondisi ini. Tetapi belum dapat memastikan apakah proyek shortcut benar-benar dikoreksi atau tidak. Kita lihat perkembangan kedepan. Yang jelas pekerjaan yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) itu sudah pasti di-stop dari pusat,” kata Bupati Agus.
Proyek shortcut titik 7-10 akan membentang dari wilayah Desa Wanagiri hingga Desa Pegayaman.
Total lahan yang dibutuhkan mencapai 31,41 hektare dengan persiapan anggaran hingga Rp 190 miliar untuk pembebasan lahan. Biaya konstruksi ditaksir akan menghabiskan dana hingga Rp 247,76 miliar. Ruas shortcut Singaraja-Denpasar diklaim akan memperpendek waktu dan jarak tempuh. Jumlah tikungan yang tadinya mencapai 70 buah, dipangkas menjadi 22 buah tikungan saja. Di sepanjang jalan baru itu, pemerintah akan membangun enam jembatan penghubung.
Titik terpanjang ada di shortcut 10 yang dimulai dari sekitar SDN 4 Gitgit, hingga sekitar Gereja Gunung Muria di Desa Gitgit. Panjang ruas shortcut 7-10 disebut mencapai 6,8 kilometer.
Mangkraknya proyek ini dapat dikatakan imbas dari merebaknya wabah covid-19 di seluruh penjuru Indonesia. “Karena ini kondisi darurat, tentu kami paham. Bagi saya, kondisi terpenting saat ini adalah kesehatan dan kecukupan (pangan) bagi masyarakat,” paparnya.