EconomicReview – Laporan Keuangan Konsolidasian Interim PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM menunjukan capaian kinerja keuangan Perusahaan yang positif sepanjang periode 9 bulan tahun 2024 (Januari – September 2024/ 9M24).
Perusahaan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp2,23 triliun di periode 9M24. Selaras dengan pencapaian ini, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) Perusahaan juga tercatat positif sebesar Rp3,93 triliun di periode yang sama.
Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter mengatakan, pencapaian ini menegaskan kemampuan Perusahaan dalam menjaga stabilitas dan daya saing di tengah berbagai tantangan global.
“Kami terus berkomitmen untuk memberikan nilai positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan,” kata Nico belum lama ini.
Pada 9M24, ANTAM mencatatkan capaian laba kotor sebesar Rp4,10 triliun, dengan laba usaha tercatat sebesar Rp1,86 triliun. Di periode tersebut, beban usaha Perusahaan turun 19% menjadi Rp2,24 triliun, dibandingkan capaian periode sembilan bulan tahun 2023 (Januari – September 2023, 9M23) sebesar Rp2,75 triliun. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh penurunan biaya terkait logistik dan asuransi seiring dengan terdampaknya penjualan komoditas nikel dan bauksit akibat kondisi perizinan selama 9M24.
Perusahaan juga membukukan penurunan beban keuangan di 9M24 sebesar 14% menjadi Rp176,49 miliar dibandingkan 9M23 sebesar Rp205,76 miliar seiring dengan upaya menurunkan interest bearing debt di tahun 2024 sebagai bagian dari progrm efisiensi perusahaan. Di akhir 9M24, capaian nilai laba bersih per saham dasar ANTAM tercatat sebesar Rp91,60 per saham dasar.
Dari sisi posisi keuangan Perusahaan, ANTAM membukukan kenaikan aset, dari Rp35,50 triliun di 9M23 menjadi Rp40,98 triliun di 9M24 atau meningkat 15%. Di periode yang sama, total liabilitas ANTAM turun 3% menjadi Rp10,60 triliun, dari nilai liabilitas di 9M23 sebesar Rp10,88 triliun. Sedangkan nilai ekuitas ANTAM pada 9M24 tercatat sebesar Rp30,38 triliun, tumbuh 23% dari nilai ekuitas pada 9M23 sebesar Rp24,62 triliun.
Dengan struktur keuangan yang stabil dan tingkat utang yang rendah, ANTAM memiliki fleksibilitas keuangan yang cukup untuk menjalankan inisiatif strateginya dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan melalui proyek pengembangan usaha yang sedang dijalankan.
Dalam menghadapi kondisi makroekonomi yang berpengaruh pada harga komoditas Perusahaan dan kondisi terkait regulasi dalam negeri yang memiliki dampak pada kinerja produksi dan penjualan Perusahaan, ANTAM menerapkan pengelolaan perusahaan yang cermat untuk mempertahankan kinerja yang positif di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
Caranya dengan memaksimalkan operation excellence untuk mencapai target produksi dan penjualan, upaya marketing yang agresif untuk komoditas emas serta strategi efisiensi biaya di segala lini operasi Perusahaan.
Pada 9M24, ANTAM masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan. Di tengah kondisi yang menantang tersebut, ANTAM berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualannya terutama pada komoditas nikel. Untuk peningkatan permintaan dalam negeri dan keberhasilan strategi pemasaran telah mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan pada periode ini.
ANTAM mencatatkan pertumbuhan penjualan 40% menjadi Rp43,20 triliun jika dibandingkan penjualan pada periode 9M23 sebesar Rp30,90 triliun. Dengan kontribusi penjualan bersih domestik yang mencapai Rp39,79 triliun atau setara 92% dari total penjualan bersih ANTAM periode 9M24.
“Strategi kami untuk memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan, ANTAM tidak hanya berhasil memperkuat posisi strategisnya di dalam negeri, tetapi juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global,” tandas Nico.