EconomicReview – Konektivitas pembayaran lintas negara (cross-border) di kawasan termasuk dalam inisiatif jalur ekonomi & keuangan dalam Keketuaan Indonesia untuk ASEAN 2023 yaitu “ASEAN-led Cross-Border Payment Connectivity, from ASEAN to Global”.
Hal ini merupakan upaya untuk memperkuat dan meningkatkan konektivitas pembayaran melalui kawasan, serta mendorong pemulihan ekonomi, sejalan dengan perhatian global melalui G20.
Demikian mengemuka dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 yang berkolaborasi bersama Asosiasi Industri yaitu Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) dan Perhimpunan Bank Bank Nasional Indonesia (PERBANAS). FEKDI 2023 mengusung tema “Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia sebagai ASEAN Chairmanship 2023.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyampaikan tiga hal seputar pembayaran lintas negara. Pertama, ekonomi digital dan ekosistem keuangan Indonesia maupun ASEAN menunjukkan tren positif dengan prospek ekonomi yang optimis. Hal ini disambut baik melalui inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC).
Kedua, pembangunan konektivitas lintas negara di masa depan memiliki tantangan dan risiko, antara lain persepsi tarif mahal dan proses yang lama, tidak inklusif, dan kurang transparan. Sedangkan pembayaran lintas negara menghadapi variasi regulasi, mode bisnis, proses, spesifikasi pembayaran di setiap negara. Ketiga, untuk mengatasi tantangan dan risiko pada poin kedua tersebut, Pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri pembayaran harus bersinergi.
“Otoritas harus berkomitmen mendukung strategi dan inisiatif keterkaitan ekonomi lintas negara. Pelaku industri juga harus siap menangkap peluang dan menciptakan inovasi baik pada produk dan layanan Cross-Border maupun arsitektur sistem pembayaran,” ujarnya.
Volume transaksi lintas negara diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang. Selama beberapa tahun terakhir, nilai pembayaran lintas negara di seluruh dunia meningkat dari USD 127,8 triliun pada 2018 menjadi USD 156 triliun pada 2022. Dengan ekonomi global yang lebih mudah dan tanpa batas, mendesak pembayaran lintas negara untuk lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan dapat diakses oleh siapa saja.
Dalam FEKDI 2023, perwakilan asosiasi industri yang berkaitan dengan ekonomi digital menyampaikan pandangan dan ajakan bersinergi dalam mendorong akselerasi ekonomi lintas negara. Kedua tema yang mengemas pembahasan asosiasi industri dalam mendukung transformasi digital itu adalah “Private Sector’s Role in Forging Cross-Border Economic Interlinkages” dan “Cross-Border Economic Interlinkages: Risk and Opportunity”.
Wakil Ketua Umum ASPI Y.B. Hariantono menegaskan dukungan dan komitmen industri untuk sistem pembayaran terhadap inisiatif strategis pengembangan transaksi lintas negara. Hal ini telah dimulai dengan implementasi QRIS cross-border (CB) untuk Thailand pada 2022, kemudian diikuti Malaysia dan menyusul negara-negara ASEAN lain serta negara-negara Kawasan lain seperti India dan China.
“Sebagai Self-Regulatory Organization (SRO), ASPI berperan aktif dalam pengembangan standar dan penyusunan pedoman teknis dan mikro untuk mendukung implementasi transaksi Cross-Border. Kolaborasi dan sinergi seluruh pelaku industri bersama Bank Sentral di negara-negara ASEAN menjadi faktor kunci untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan cross-border economic interlinkage secara lebih luas,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PERBANAS Tigor M. Siahaan. PERBANAS meyakini bahwa kolaborasi dan inovasi akan menjadi kunci utama dalam membangun sistem pembayaran yang lebih kuat dan efektif di ASEAN.
“Kami mendukung integrasi sistem pembayaran di ASEAN melalui Fast Payment System Interlinking. Kami akan terus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan sistem pembayaran seperti real-time transfer dan pembayaran QR code dapat diakses oleh seluruh masyarakat ASEAN. Hal ini untuk memperkuat ekonomi ASEAN,” ujarnya.
Sementara itu, Managing Director Gopay Budi Gandasoebrata optimisme akan pertumbuhan ekonomi digital ASEAN dan mendukung arah kebijakan strategis Bank Indonesia dalam meningkatkan adopsi nontunai lintas negara.
“Di Indonesia, kami terus mendorong perluasan adopsi pembayaran nontunai lewat implementasi QRIS dan edukasi literasi finansial bagi pengguna seluas-luasnya. Ke depan, kami senantiasa mengembangkan inovasi pembayaran sejalan dengan arahan Bank Indonesia. Terus menghadirkan pengalaman transaksi digital yang cepat, mudah, murah, aman dan andal bagi seluruh pengguna,” ujarnya.
Senada hal itu, CEO & Co-Founder DANA Indonesia, Vince Iswara menyambut baik penerapan QR Cross-Border. Implementasi ini selaras dengan visi industri pembayaran yang berkomitmen untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Hal ini sebagaimana prioritas strategis Pemerintah Indonesia dan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang disusun oleh Bank Indonesia.
“Didukung teknologi inklusif dan platform ekosistem terbuka, kami siap menghadirkan pengalaman bertransaksi digital lintas negara yang prima untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna. Adopsi QRIS selalu dilengkapi edukasi yang berkelanjutan, baik untuk UMKM maupun masyarakat umum di seluruh Tanah Air. Karena itu perlu ada edukasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menyukseskan penggunaan QR Cross-Border yang berkelanjutan,” pungkas Vince.