EconomicReview – Perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ke XI telah usai dilaksanakan dengan terpilihnya Eddy Martono sebagai Ketua Umum periode 2023-2028.
“Terimkasih kepada anggota yang telah mempercayai saya untuk memimpin GAPKI. Saya siap memegang amanah ini untuk yang terbaik bagi organisasi,” ujar Eddy.
Komisaris Utama (Komut) PT Mega Karya Nusantara (MKN) ini menegaskan bahwa tantangan industri sawit semakin berat di masa berikutnya baik di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri adalah tantangan produksi sawit mulai stagnan dan PSR tidak berjalan baik. “Disinilah peranan GAPKI untuk terlibat dalam penyelesaian berbagai masalah tersebut, ” jelas Eddy.
Eddy Martono, menuturkan GAPKI akan meningkatkan kapasitasnya sebagai mitra strategis pemerintah yang telah berjalan baik di periode sebelumnya. Sederet program kerja telah dicanangkan.
Salah satunya yang menjadi prioritas adalah mempercepat terwujudnya peremajaan sawit rakyat (PSR). Karena itu, GAPKI akan menperkuat kerjasama dengan pemerintah dan petani kelapa sawit guna mewujudkan program PSR tersebut.
“Program prioritas PSR ini sesuai dengan amanah Wapres saat pembukaan Munas GAPKI. Untuk merealisasikannya, pelaku usaha sawit harus memperkuat kemitraan dengan petani,” kata Eddy kepada awak media, di Kuta Bali, Minggu (12/3/2023).
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini tren produktivitas perkebunan sawit sedang mengalami penurunan yang disebabkan banyak faktor. Namun, kondisi tersebut tak membuat Eddy surut langkah. Ia justru yakin bahwa perhatian terhadap intensifikasi dan PSR menjadi kunci dalam pengembangan industri sawit di masa depan.
“Peremajaan sawit rakyat dapat menjadi kunci dalam mengembangkan industri sawit kedepan, tentu didukung dengan pendekatan yang baik seperti halnya kemitraan,” ujarnya.