EconomicReview-Berbagai inovasi yang berujung pada kenaikan efisiensi dan profitabilitas tersebut membawa Bank Jateng meraih penghargaan Indonesia Finance Award V 2022 (IFA-V-2022) yang diselenggarakan Economic Review bersama Indonesia Asia Institute, Ideku Group, dan Indonesia Leaders yakni untuk kategori 1st The Best Finance Regional Development Bank, Asset Rp50T-Rp100T.
Ditengah tatangan era pandemi, Bank Jateng, justru seolah menafikan semua kondisi yang menantang tersebut dengan mencatatkan pertumbuhan kinerja perusahaan yang membanggakan. Dinahkodai Supriyatno sebagai Direktur Utama, bank yang berkantor pusat di Semarang tersebut justru mencetak pertumbuhan laba bersih dan laba komprehensif.
Laba komprehensif patut untuk diperhatikan di tengah situasi sekarang, karena pandemi memicu pergolakan tidak hanya di perekonomian melainkan juga di pasar keuangan sehingga patut dipotret efeknya dalam neraca.
Tercatat Bank Jateng konsisten membukukan kinerja cemerlang. Sepanjang semester I/2022, bank milik warga Jawa Tengah tersebut membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp918 miliar, naik 8,25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh keberhasilan perusahaan dalam menjaga pendapatan bunga bersih.
Tak dapat dipungkiri Bank Jateng terus menggenjot berbagai inovasi layanan. Sejak 2017 mereka berinovasi dengan membangun platform berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Salah satunya, mengembangkan fitur Enhancement Core banking, Middleware dan aplikasiWebbranch dalam operasi kesehariannya guna memberikan kemudahan dan kecepatan bertransaksi bagi nasabahnya.
Perseroan juga menggandeng marketplace dan penyedia layanan e-wallet untuk mempermudah nasabah membayar tagihan secara nontunai. Terbaru, perseroan mengembangkan layanan pembayaran berbasis QR code yang terhubung dengan internet banking.
Tak berhenti di sana, Bank Jateng juga menjalin kerja sama dengan Union Pay dan Al Rajhi Bank untuk memperluas kanal pembayaran di luar negeri, dan terus memperluas jangkauan melalui teknologi virtual account.
Inovasi yang dilakukan tersebut diketahui mampu menopang efisiensi. Hal ini tercermin dari Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang kian membaik, menjadi 70,9% pada tahun 2021. Semakin kecil rasio BOPO, semakin bagus sebuah perbankan karena menunjukkan bahwa beban operasional mereka ternyata lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan operasional yang diraupnya.