EconomicReview-Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) menggelar sharing UMKM dengan tema “Adaptive melakukan Improvement di Tengah
Pandemi Covid-19”. Seperti diketahui Improvement menjadi hal yang harus dilakukan setiap perusahaan, termasuk UMKM untuk
mempertahankan dan memajukan bisnisnya, terlebih di tengah pandemi Coronavirus Deases 2019 (Covid-19) yang terjadi saat ini.
Acara yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom ini dilaksanakan pada 12 Juni 2020 dihadiri oleh berbagai media, baik cetak maupun online. Turut hadir pula Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala, Sekretaris Pengurus Ida R. M.Sigalingging, Bendahara Pengurus Handoko Pranoto dan jajaran pengurus lainnya. Kegiatan ini diselenggarakan sekaligus untuk mempererat hubungan baik yang telah terjalin antara YDBA dengan berbagai media.
Kali ini UMKM yang menjadi narasumber dalam sharing tersebut, yaitu Abdul Manap, Pemilik UD Karunia Mandiri yang merupakan UMKM Mitra YDBA dari Tarikolot, Citeureup, Bogor. Dalam acara ini, Manap menyampaikan bagaimana awal mula CV Karunia Mandiri melakukan improvement membuat APD, tantangan dan pencapaiannya. Manap juga sharing mengenai improvement yang telah disiapkan dalam memasuki era new normal ini.
Narasumber berikutnya adalah Retno, UMKM Citra Handicraft yang merupakan UMKM Kerajinan Mitra YDBA turut sharing mengenai diversifikasi produk yang telah dilakukan, antara lain membuat masker dan daster yang menjadi kebutuhan para wanita di tengah kegiatan work from home (WFH) yang berlangsung sejak April 2020.
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Sigit P. Kumala menuturkan pihaknya mendorong para mitra UMKM binaan untuk adaptif dengan melakukan improvement agar dapat mempertahankan bahkan memajukan bisnisnya melalui pasar yang baru. Terdapat strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk membantu UMKM mitra binaan YDBA terus tumbuh dan berkembang memasuki era new normal.
Strategi jangka pendek, kata Sigit, yaitu dengan mendorong UMKM untuk mengoptimalkan media online sebagai media untuk memperkenalkan produk dan memperluas pasarnya. Tak hanya itu, meski di tengah pandemi YDBA juga tetap mengadakan pelatihan kepada UMKM yang saat ini dilakukan secara online.
“YDBA berusaha mendampingi UMKM di tengah kondisi seperti ini. YDBA juga mendorong UMKM untuk adaptive dengan melakukan improvement agar mereka dapat mempertahankan bahkan memajukan bisnisnya melalui pasar yang baru,” jelas Sigit.
Adapun strategi panjang YDBA bagi UMKM mitra binaan yaitu memperbanyak partner melalui kolaborasi dengan pelaku pentahelix, terutama dalam menggali peluang bisnis bagi UMKM.
“Kami akan perbanyak patner atau rekanan melalui kolaborasi pentahelix terutama dengan menggali keluhan UMKM. Kolaborasi pentahelix ini libatkan 5 unsur yaitu pemerintah, komunitas, masyarakat, akademisi dan pengusaha,” jelas Sigit dalam teleconference.
Melalui kolaborasi tersebut Sigit berharap dapat mempermudah langkah untuk mengembangkan dan menjadikan UMK mandiri dan siap go internasional.
Salah satu contoh adaptif melalui perbaikan di tengah pandemi dari mitra UMKM binaan YDBA adalah menangkap peluang produksi alat pelindung diri (APD).Contohnya, salah satu pelaku UMKM binaan YDBA yakni Abdul Manap, pemilik UD Karunia Mandiri di Tarikolot, Citeureup, Bogor.
Abdul mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat usaha produksi aksesori atau bracket kendaraan roda dua miliknya menurun. Penurunan penjualan aksesoris kendaraan roda dua dirasakan pada bulan Februari hingga Maret. Pada Januari 2020, Abdul mendapat pesanan 1.650 bracket, lalu menurun menjadi 1.100 buah pada Februari dan merosot jadi 640 buah barcket pada Maret lalu.
“Kami hampir dibilang mati suri bisa makanya di bulan Maret itu saya banyak sharing sama pengurus YDBA terkait perjalanan usaha saya, ada masukan bagaimana kalau kita coba produk face shield. Setelah beralih ke produksi face shield, usaha saya mendapatkan omzet yang naik signifikan. April lalu, kami mendapat pesanan 397 buah face shield kemudian naik jadi 1.100 pada bulan Mei dan 1.082 face shield pada bulan Juni ini. Omzet saya tuh dulu Rp 7 juta per bulan. Sekarang sebulan Alhamdulillah kurang lebih Rp 45 juta ada itu sebulan pengerjaan dari face shield APD. Angka yang fantastis buat saya. “cerita Abdul.
UMKM binaan YDBA lainnya yang juga melakukan perbaikan ialah Retno, UMKM Citra Handicraft yaitu tas. Retno menceritakan melakukan improvement melalui bahan-bahan yang dia miliki dialihkan menjadi masker kain bertampilan cantik yang awalnya diproduksi untuk donasi.
“Usaha saya memproduksi tas, sampai sekarang masih kami produksi, perca yang banyak selama ini kami gunakan untuk aksesoris atau banyak yang tidak maksimal diolah, ternyata di saat pandemi ini bisa dimanfaatkan untuk dibuat masker,” ujarnya.
Ia mengakui sebelum pandemi produknya dijual secara langsung, melalui berbagai pameran, termasuk ikut dalam berbagai pameran yang YDBA ikuti. Di saat pandemi ia memilih menggunakan jalur ecommerce. Bukan hanya masker, Retno juga membuat daster yang menjadi kebutuhan para wanita di tengah kegiatan work from home (WFH) yang berlangsung sejak April 2020.