EconomicReview– Meski dalam film Ipar Adalah Maut, terdapat tiga karakter utama yaitu Nisa, Aris, dan Rani, tapi tak menutup kemungkinan bahwa ada karakter lain yang sangat berpengaruh dalam film ini. Selain Pak Junedi yang memegang kunci menuju hubungan terlarang Aris dan Rani, Bu Asri, Manda, dan Raya merupakan tiga karakter Ipar Adalah Maut yang penting juga, lho.
Mereka menjadi jawaban dari banyak hal. Misalnya Bu Asri (Ibu Nisa dan Rani) yang pada awalnya khawatir berlebihan terhadap Rani yang akan kuliah dan tinggal di kos sendiri, sehingga menitipkan Rani kepada Nisa dan Aris. Namun, langkah yang diambil Bu Asri ini justru berdampak pada hubungan Aris dan Nisa, serta dengan Raya (anak Nisa dan Aris) dan Manda (sahabat Nisa).
Dalam cerita Ipar Adalah Maut, Bu Asri sebagai Ibu dari Nisa dan Rani merasa bahwa menitipkan Rani kepada kakaknya yang telah menikah merupakan hal wajar karena masih satu keluarga. Padahal, ini tidak diperbolehkan dalam agama Islam, seperti yang tertulis dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda “ipar adalah maut.” Artinya, sanak saudara tidak boleh tinggal serumah dengan keluarga yang sudah menikah, sebab dapat mendatangkan kehancuran.
Selain itu, jika kita melihat karakter Raya—anak Nisa dan Aris—sebagai seorang anak perempuan, tentu perasaannya akan lebih sensitif. Melihat orang tuanya bertengkar serta Ayahnya selingkuh dengan Tantenya sendiri pasti menciptakan luka yang mendalam.
Untuk karakter Manda sebagai sahabat Nisa, Manda ingin yang terbaik untuk Nisa, sehingga Manda berusaha memberitahu hal ini mungkin saja terjadi sejak awal. Namun, Nisa masih tidak mementingkan insting sebagai wanita, sehingga ia justru semakin terjerumus ke dalam lubang tak berujung. Pada akhirnya, Manda tetap memberikan dukungan emosional kepada Nisa agar Nisa bangkit lagi dan menata hidupnya kembali