EconomicReview – Bertempat di Gedung Balai Peni, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV), para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Indonesia memamerkan hasil karya dan startup-nya kepada publik. SMK yang ikut serta berasal dari 31 provinsi di Indonesia.
Workshop dan Pameran Hasil Karya dan Start-Up Bisnis Siswa SMK tahun 2021 ini diselenggarakan dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November. Pameran yang diikuti SMK–SMK ini merupakan Sekolah Pencetak
Wirausaha (SPW) yang menjadi penting sebagai ajang pembuktian produk–produk hasil karya yang dihasilkan siswa SMK dan juga sudah menjadi rintisan start-up bisnis di Indonesia.
Selain sebagai ajang memamerkan karya, acara tersebut juga menjadi peluang membuka wirausaha kepada siswa SMK agar bisa membantu membangkitkan perekonomian negara di masa mendatang dan dapat dengan mudah masuk ke dalam dunia kerja.

Pembukaan pameran diawali dengan sambutan dari Kepala BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, Bapak Sabli, SH.,MH. Kemudian dilanjutkan dengan laporan dari Direktur SMK Kemendikbudristek, Bapak Dr. Wardani Sugiyanto, M.Pd., dan terakhir adalah pembukaan secara resmi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Bapak Wikan Sakarinto, S.T.,M.Sc.,Ph.d. Seiring perhelatan pameran, acara kemudian dilanjutkan dengan workshop, penandatanganan MoU antara Provinsi, Balai Besar, Seameo Centre dan Perguruan Tinggi.
“Kita berharap dari ajang ini para siswa setelah lulus nanti akan mudah terserap di lapangan pekerjaan. Guru-guru harus cerdas, kreatif, dan inovatif dengan para peserta didik,” kata Kabag Tata Usaha BBPPMPV Bisnis dan pariwisata, Nana Halim di Gedung Balai Peni, Selasa (30/11/2021).
Pameran diselenggarakan mulai dari tanggal 29 – 1 Desember 2021. Pameran yang diikuti para siswa SMK ini merupakan Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Peserta pameran terdiri dari unsur SMK, Balai Besar di lingkungan Vokasi dan Seameo.
Meskipun baru diselenggarakan tahun ini, Sabli Kepala BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata berharap acara pameran bisa berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.
“Ini sebaiknya dilakukan setiap tahun sehingga nanti bila diadakan tahun depan bisa kita evaluasi. Ada gak indeks aktivitasnya, yang dulu tidak ada pasarnya sekarang udah ada atau belum,” ujar Sabli.