EconomicReview-Berkat kegigihan dan komitmennya dalam menghasilkan produk sesuasi standar quality, cost & delivery yang dipelajari selama menjadi binaan Yayasa Dharma Bakti Astra, UD Arum Sari adalah salah satu UMKM Pande Besi di Klaten, Jawa Tengah yang memproduksi alat pertanian, seperti cangkul, linggis, ganco dan lainnya yang dipimpin oleh Supriyanto, dipercaya menjadi UMKM Pande Besi yang bertanggungjawab dalam audit sertifikasi SNI Cangkul Merah Putih.
Program cangkul merah putih adalah program lokalisasi cangkul kolaborasi YDBA bersama Kementerian Koperasi dan UKM RI serta Kementerian Perindustrian dengan merek Cangkul Merah Putih sebagai salah satu solusi untuk menurunkan nilai impor cangkul yang terjadi di Indonesia.
YDBA sendiri mendorong UMKM Pande Besi binaannya di Klaten yang tergabung dalam Kopinkra 18 untuk mempoduksi cangkul merah putih tersebut, salah satunya adalah UD Arum SariYayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berharap Cangkul Merah Putih segera mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Tahun lalu kita bisa mendapatkan branding Cangkul Merah Putih, sekaligus cangkul itu sedang dilakukan pengurusan sertifikasi SNI-nya. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan sertifikasi SNI tersebut bisa kita dapatkan,” kata Ketua Pengurus YDBA Sigit Prabowo Kumala dalam acara Jelajah Virtual UMKM Pande Besi Klaten, Kamis (25/2/2021).
Sigit mengatakan, jika sertifikasi SNI tersebut bisa didapatkan, bisa menambah kepercayaan YDBA dalam memasarkan produk ke berbagai tempat, baik itu proyek pemerintah maupun swasta. “Harapannya produk cangkul ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan baik yang ada di nasional maupun internasional,” katanya.
Ditambahkan Sigit, YDBA dalam melakukan pendampingan dan melaksanakan berbagai program pelatihan UMKM terus mendukung UMKM pandai besi, khususnya di daerah Klaten, Jawa Tengah agar bisa menghasilkan produk yang bisa memperhatikan kualitas, cost atau biaya produksi, dan penjualannya (delivery). Ketiga hal ini menjadi penting karena jika tidak diperhatikan secara khusus maka agak sulit dalam meraih persaingan di pasar produk pandai besi.
“Setelah tiga hal ini bisa diselesaikan, tentunya kita mengusahakan kepada pemerintah agar produk-produk UMKM binaan asal Klaten ini bisa mendapatkan branding,” kata Sigit.