EconomicReview-Masih dalam rangkaian HUT ke-40 tahun, YDBA menggelar launching buku “Rantai Tak Putus” yang merupakan kolaborasi YDBA bersama penulis Dewi Lestari atau yang lebih dikenal dengan Dee Lestari. Kehadiran buku yang berlangsung secara virtual (22/09) ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembacanya.
Hadir dalam acara tersebut, yaitu Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala, Penulis Buku Dee Lestari, CEO PT Bentang Pustaka Salman Faridi dan salah seorang UMKM Binaan YDBA yang dikisahkan dalam buku tersebut, yaitu Pemilik CV Asia Teknik, Agus Sholeh.
Dalam acara ini, Ketua Pengurus YDBA, Sigit P. Kumala menyampaikan harapannya, bahwa
melalui buku Rantai Tak Putus ini, kisah-kisah dari UMKM diharapkan dapat memberikan
manfaat dan inspirasi bagi para pembaca, khususnya mereka yang tengah maupun akan
memulai karirnya dalam dunia bisnis serta para pelaku yang terlibat dalam membina UMKM
di Indonesia.
“Kehadiran buku ini sekaligus menjadi langkah YDBA membagikan value yang diterapkan UMKM binaan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam penulisan kami berkolaborasi dengan seorang penulis Indonesia, Dewi Lestari atau dikenal Dee Lestari yang notabene adalah penulis fiksi, namun kali ini ia tetap bisa menyajikan tulisan yang menarik dalam sebuah karya non fiksi, dengan tetap menghadirkan kemasan bacaan yang menarik,” papar Sigit P. Kumala.
Dilanjutkan Sigit, dalam buku ini Dee Lestari mampu menyajikan ulasan UMKM karena melakukan kunjungan langsung, untuk diulas potensinya dengan berbagai cerita khususnya semangat yang tak pernah putus asa meskipun dimasa pandemi Covid-19.
“Didalam buku Rantai Tak Putus akan ada 9 UMKM binaan YDBA yang terlibat dalam penulisan, baik dari bidang manufaktur, pertanian hingga non holtikultura. Harapanya buku ini akan menjadi value yang bisa menginspirasi UMKM lainnya untuk naik kelas,” ungkap Sigit lebih lanjut.
Buku Rantai Tak Putus dihadirkan memuat ilmu mumpuni merawat UMKM Indonesia, yang
mengulas perjalanan bisnis, kisah inspiratif dan value yang diterapkan UMKM di berbagai
sektor, antara lain Manufaktur, Bengkel dan Pertanian yang berada di wilayah Waru Sidoarjo. Dan untuk membuat buku ini Dee Lestari langsung mewawancarai para pelaku UMKM yang menjadi binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).
Sebagai rangkaian acara launching, diselenggarakan sesi talkshow dengan narasumber Dee Lestari, Salman Faridi dan Agus Sholeh yang membahas mengenai proses kreatif pembuatan buku dan kisah menarik dan menginspirasi dari buku Rantai Tak Putus tersebut.
CEO PT Bentang Pustaka, Salman Faridi mengatakan, apa yang dilakukan YDBA dengan UMKM seperti tarian dua arah, yang besar bisa berbagi, yang kecil bisa mengimbangi dengan mengikuti hal-hal terbaik dalam mengembangkan bisnis, dipraktikan, lalu dibagikan kembali ke UMKM lain. “Semoga menjadi karya yang bisa dibaca banyak kalangan. Membaca buku ini, bukan kisah yang kering. Buku ini bisa menjadi lentera baru buat UMKM,” imbuhnya.
Berbagai materi dalam buku ini didapat Dee Lestari dengan berbincang dan mewawancarai para pelaku usaha itu untuk mendapatkan pengalaman jatuh bangun mereka dalam membangun usahanya. Di awal 2020, selama tiga bulan, Dewi Lestari duduk merenung dan menuangkan kisahnya dalam 225 halaman novel itu selama tiga bulan.
Dee mengungkapkan sebagai penulis yang biasa menulis buku non fiksi, diakui memang pilihan kreatif dalam menulis buku ini cukup sulit. “Alokasi waktu paling lama dalam menulis Rantai Tak Putus adalah waktu memutuskan bagaimana saya menuliskannya. Saya meriset, membaca buku YDBA, buku Om William, juga mengunjungi UMKM binaan YDBA di Waru dan Tapin, setelah semua terkumpul baru saya memutuskan akan ditulis seperti apa,” terangnya.
Diceritakan Dee, setelah bertemu Mas Agus, salah satu UMKM binaan YDBA, ada satu momen yang diceritakan bisa menjadi pembuka yang dramatis. Pembuka yang kuat merupakan kunci buku bisa menarik. “Maka itu saya masukan orang-orang yang ada di UMKM sebagai karakter. Tokoh UMKM yang menjadi pembuka buku ini adalah Agus Sholeh, Pemilik CV Asia Teknik, salah satu UMKM binaan YDBA”.
Dalam padangan Dee, apa yang dilakukan Grup Astra melalui YDBA sangat inspiratif. Banyak korporasi besar melakukan langka CSR, namun lebih banyak dengan cara mengeluarkan dana besar untuk kegiatan sosial. “Itu bagus, tapi yang dilakukan YDBA berbeda, pembinaan butuh konsistensi dan SDM yang diterus-menerus, seperti layaknya Rantai Tidak Putus. YDBA menurunkan ilmu cara berbisnis dan value Astra ke UMKM yang dibina, lalu UMKM bisa menurunkan ilmunya ke UMKM lain,” tambahnya.