Economic Review – Tokopedia membenarkan adanya upaya pencurian 15 juta data milik pengguna. Hal tersebut dinyatakan oleh Nuraini Razak, VP of Corporate Communications Tokopedia pada Sabtu (02/05/20).
“Berkaitan dengan isu yang beredar, kami menemukan adanya upaya pencurian data terhadap pengguna Tokopedia.” jelasnya.
Informasi tersebut diungkapkan oleh akun Twitter @underthebreach, akun yang berbasis di Israel dan menyebut dirinya sebagai akun layanan pengawasan dan pencegahan kebocoran data Israel.
https://twitter.com/underthebreach/status/1256512580069269504
Dalam cuitannya ia menyatakan bahwa peretasan e-commerce Tokopedia sudah terjadi sejak Maret 2020 dan telah mengambil lebih dari 15 juta data pengguna. Database yang di retas berisi email, hash kata sandi dan nama, hal tersebut dilengkapi oleh lampiran foto screenshot
Kemudian ia kembali menambahkan informasi pada cuitan lainnya bahwa data bertambah menjadi 91 juta pengguna yang dijual seharga 5.000 Dollar AS atau sekitar Rp 75 juta di situs gelap. Ia juga menyarankan untuk mengganti password akun Tokopedia pengguna.
Kabar peretasan data pengguana Tokopedia yang beredar membuat para pengguna Tokopedia khawatir akan keamanan data mereka. Hal tersebut diungkapkan beberapa pengguna melalui akun Twitter-nya.
Keresahan pengguna kemudian dijawab oleh Nurani Razak, VP of Corporate Communication Tokopedia yang menyatakan bahwa Tokopedia telah memastikan bahwa informasi penting seperti password telah terlindungi karena telah dienkripsi. Selain itu, pihak Tokopedia juga memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran atau opsi pembayaran di di e-commerce tersebut seperti Informasi kartu kredit dan OVO.
Meskipun begitu, ia tetap menyarankan pengguna untuk mengganti password-nya dan menjaga kerahasiaan kode OTP (One Time Password) yang dikirim melalui SMS demi keamanan pengguna.
Hingga saat ini, pihak Tokopedia masih melakukan investigasi terkait peretasan terhadap data pengguna e-commerce tersebut.