EconomicReview – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G 20 akan segera dilaksanakan di Bali pada tahun 2022 ini. Rapat Koordinasi kesiapan Presidensi Indonesia di KTT G20 sudah dilakukan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Bali.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang ikut serta dalam rapat tersebut mengantisipasi kelancaran konektivitas dan aksesibilitas transportasi pada penyelenggaraan acara tersebut.
Sejumlah langkah yang tengah disiapkan di Bali di antaranya yaitu menyiapkan Bandara Internasional Ngurah Rai yang dinilai sangat memadai, pengadaan bus listrik dan stasiun pengisian daya (charging station), pengadaan Halte Trans Metro Dewata, dan manajemen rekayasa lalu lintas di Bali.
Saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memiliki panjang runway 3.000 x 45 meter, dua appron di utara dan selatan yang dapat menampung 1 pesawat wide big body, 12 pesawat wide body, 50 pesawat narrow body, dan 2 helikopter. Bandara ini juga memiliki terminal penumpang seluas 2.872 m2 dengan dilengkapi 20 konter imigrasi dan 8 konter bea cukai, serta fasilitas ruang tunggu berukuran 8.897 m2.
Selain itu, ada sekitar 500 mobil listrik yang akan menjadi kendaraan resmi untuk KTT G20 mendatang di Bali. PT PLN (Persero) juga bakal membangun 21 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) baru di 15 shelter dan diperkirakan rampung pada Maret 2022.
Dengan adanya mobil listrik ini diharapkan menjadi satu kesempatan bagi Indonesia, untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita memiliki komitmen mendorong penurunan emisi dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun demikian, Kemenhub tetap melakukan upaya antisipasi dengan menyiapkan bandara alternatif untuk tempat parkir pesawat para delegasi, yaitu bandara internasional yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Lombok, dan Makassar.