EconomicReview – Sekitar 40 perwakilan anak-anak terdampak Covid-19, anak-anak positif Covid-19, serta anak-anak dengan orangtua sebagai tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia melakukan audiensi bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto dalam acara ‘Audiensi Pandemi dari Mata Anak Indonesia.’

Diharapkan pada dialog ini anak-anak dapat memanfaatkan dengan baik untuk menyuarakan berbagai aspirasi dengan memanfaatkan waktu di rumah dengan hal-hal positif, inovatif dan kreatif. Gunakan waktu luang untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Jadilah pelopor untuk mengajak teman-teman agar tetap waspada serta disiplin menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Pada rangkaian acara audiensi ini, 3 (tiga) anak perwakilan dari wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur menyampaikan hasil survei keadaan pandemi di wilayahnya masing-masing. Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui bahwa penanganan Covid-19 di wilayah timur sudah berjalan dengan baik, namun ada 3 (tiga) masalah yang muncul di masa pandemi ini, yaitu terkait kendala fasilitas bagi anak-anak dalam proses belajar secara online, perilaku masyarakat yang kurang menaati protokol kesehatan, serta kurangnya ketelitian dan tanggungjawab pemerintah terhadap pengaturan jalur keluar masuk masyarakat ke suatu daerah.
Sementara dari hasil survei wilayah tengah tercatat meskipun sudah mulai menerapkan new normal, masih ada wilayah dengan angka positif Covid-19 yang tinggi dipicu oleh banyaknya pekerja luar daerah yang pulang ke daerah asal, sehingga berpotensi besar menularkan Covid-19. “Kondisi ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat khususnya anak, menurunnya perekonomian masyarakat akibat pandemi, meningkatnya angka perkawinan anak dan angka stunting di wilayah tengah, termasuk anak penyandang disabilitas. Seluruh anak Indonesia berhak mendapat pemenuhan hak kesehatan,” tegas Perwakilan Anak dari Wilayah Tengah, Muhammad Adillah.
Di wilayah Barat dari hasil survei ditemukan bahwa masih banyak anak yang belum memahami dan mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah dinilai belum maksimal memenuhi gizi anak secara menyeluruh. “Banyak anak yang orangtuanya kehilangan pekerjaan karena tempat usaha ditutup. Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya angka anak jalanan yang mencari nafkah di jalan. Kami harap pemerintah dapat memperhatikan pekerja jalanan dan anak terlantar, menyediakan layanan informasi kesehatan yang baik bagi masyarakat, menyediakan pembangunan fasilitas kesehatan, serta memberikan sanksi tegas bagi para pelanggar protokol kesehatan,” tutur Perwakilan Anak dari Wilayah Barat, Fayanna.

Setelah mendengarkan berbagai pandangan, masukan, dan harapan dari anak-anak, Menteri Terawan mengungkapkan bahwa dirinya merasa sangat terharu melihat kepedulian anak-anak terhadap para tenaga medis dan isu kesehatan lainnya. “Berbagai masukan dan harapan membuat kami semakin semangat untuk menyelesaikan permasalahan Covid-19 yang melanda bangsa ini, kita harus bertahan. Masukan dan harapan anak-anak sudah ayah catat dan akan ayah laksanakan,” terang Menteri Terawan.
Menteri Terawan juga berpesan kepada anak-anak untuk meningkatkan imunitas tubuh, agar tidak mudah terinfeksi Covid-19. Anak-anak juga harus melakukan kegiatan positif agar semakin percaya diri dan imunitas meningkat. Tetap semangat, sehat, bahagia, namun jangan mengabaikan protokol kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, salah satu anak positif Covid-19, Hana menceritakan pengalamannya saat harus menjalankan proses isolasi selama satu bulan akibat tertular Covid-19 dari ayahnya. “Saya merasa bosan, kesepian, bahkan frustasi karena mendapat bully-an dari orang sekitar bahkan dari orang yang tidak dikenal. Untungnya, saya mendapatkan support dari sahabat, guru, terutama keluarga selama menjalani perawatan, dukungan ini sangatlah berarti bagi saya. Saya meminta kepada seluruh masyarakat, berilah fasilitas yang layak, dukungan, doa, serta semangat bagi para pasien dan tenaga medis yang sedang berjuang melawan Covid-19. Tetap berprasangka baik atas apa yang terjadi. Mari bersama kita lawan Covid-19 ini,” tutur Hana.

Anak dari tenaga kesehatan, Afiqah mengungkapkan bahwa ibunya merupakan seorang perawat yang bertugas di ruang inap salah satu rumah sakit Tanjung Pinang. “Bunda saat ini bekerja di ruang inap dengan APD yang tidak memadai. Untuk itu, saya meminta pemerintah, khususnya bapak Menteri Kesehatan, saya mohon perhatikan keamanan dan keselamatan para tenaga medis, tidak hanya yang ada di kota besar tapi juga di seluruh pelosok tanah air. Untuk orang-orang yang diminta isolasi mandiri, tolong isolasi diri kalian. Jangan keluar rumah, jangan membahayakan orang lain, jangan membuat angka positif semakin meningkat,” ungkap Afiqah.
Acara audiensi di lanjutkan dengan penyerahan E-book Surat Cinta Untuk Tenaga Medis (SCUTM) secara simbolis yang diberikan oleh Menteri Bintang kepada Menteri Terawan. Pada kesempatan tersebut, Menteri Bintang menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Terawan yang telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan suara anak-anak Indonesia terkait masalah kesehatan di masa pandemi Covid-19. Menteri Bintang juga mengapresiasi Forum Anak Indonesia yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan ini untuk mengisi waktu anak-anak Indonesia dengan hal positif.
Acara ini difasilitasi oleh Forum Anak Nasional dalam rangka Hari Anak Nasional 2020. Ketua Forum Anak Nasional, Tristania Faisa Adam mengungkapkan bahwa audiensi ini dilaksanakan sebagai bentuk wadah partisipasi anak dalam pembangunan bangsa. Besar harapan kami sebagai calon Generasi Emas Indonesia 2045 agar optimalisasi terus dilakukan dengan mendengar pendapat Anak Indonesia.