EconomicReview – Di pertengahan tahun 2023 ini, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) sukses meraih Platinum Award The Best Indonesia Sales & Marketing Award (ISMA) VI-2023. Untuk kategori Bank Public Company, skor yang diraih mencapai 91,70 (Very Excellent).
Penghargaan yang diinisiasi EconomicReview ini menunjukkan bahwa kinerja Bank menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Bank Mayapada Internasional mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,99 miliar untuk tahun 2022. Berdasarkan catatan tersebut, laba bersih mengalami penurunan 41,09%, dimana pada periode 2021 laba bersih tercatat senilai Rp44,13 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan 2022, tergerusnya laba bersih tersebut lebih disebabkan oleh penurunan tajam pendapatan lainnya serta adanya kenaikan sejumlah beban. Sementara itu, dari sisi pendapatan bunga bersih perseroan mencatatkan kenaikan tajam hingga 255,37% (yoy) menjadi Rp 2,04 triliun dari sebelumnya Rp574,42 miliar.
Kenaikan tajam tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 21,79% menjadi Rp7,72 triliun dari Rp6,33 triliun. Sementara itu, beban bunga menyusut 1,50% menjadi Rp5,67 triliun dari sebelumnya Rp5,76 triliun.
Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan tajam pendapatan lainnya hingga 94,74% menjadi Rp54,74 miliar dari sebelumnya Rp1,04 triliun. Adapun sejumlah beban juga tercatat meningkat seperti beban tenaga kerja yang naik 0,35% menjadi Rp694,84 miliar, beban promosi meningkat 19,57% menjadi Rp48,05 miliar, serta beban lainnya yang naik 16,81% menjadi Rp952,65 miliar. Hal ini membuat laba operasional perseroan pun tergerus 39,11% menjadi Rp52,78 miliar dari sebelumnya Rp86,68 miliar.
Sementara itu, Bank juga telah mendapat suntikan modal jumbo dari investornya. Kali ini, emiten bank berkode MAYA ini mendapat suntikan modal hingga mencapai sekitar Rp 3 triliun.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan suntikan modal dari pemegang saham ini dapat memperkuat kinerja perseroan. Aksi korporasi ini juga sudah diinformasikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Suntikan modal sebesar ini tentu akan memperkuat kinerja perusahaan. Dan ini merupakan hal yang positif untuk perusahaan dan sudah diinformasikan ke OJK,” ujarnya.
Sebelum mendapatkan suntikan modal ini, kinerja perusahaan sendiri sudah tumbuh positif. Dengan tambahan modal sebesar Rp 3 triliun ini, telah dimasukkan ke dalam rekening penampungan perusahaan.
Bank Mayapada sendiri sudah pernah mendapatkan suntikan modal langsung dari Dato Sri Tahir selaku pengendali. Suntikan itu bahkan diberikan di masa pandemi, tepatnya pada 2020, di mana sangat jarang ada pemilik bank yang melakukan aksi korporasi seperti itu. Tidak tanggung-tanggung modal yang disetor kala itu mencapai Rp 4,5 triliun.
Berdasarkan catatan laporan keuangan perseroan, per Maret 2023, kinerja Bank Mayapada tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Pertumbuhan kredit nasional sebesar Rp 9,93%, sementara kredit MAYA tumbuh 25,12%, atau dari Rp 77,95 triliun di Maret 2022 menjadi Rp 97,54 triliun. Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mayapada naik sebesar 19,62% menjadi Rp 122 triliun dari Maret 2022 yang tercatat Rp 101,99 triliun. Untuk pertumbuhan DPK nasional hanya sekitar 8%.