EconomicReview-Kanker masih menjadi penyakit mematikan hingga saat ini. Pada tahap awal, penderita kanker sering tidak menyadari mereka terkena penyakit ini. Biasanya jadi tahu karena ada gejala spesifik saat kanker sudah memasuki tahap kritis atau ganas. Itu sebabnya, pemerintah, para peneliti, paramedis, pelaku industri kesehatan terus melakukan berbagai edukasi dan pengembangan terkait pengobatan, pencegahan, penyediaan akses pengobatan bagi pasien kanker hingga teknologi pengobatan kanker.
Peringatan akan bahaya kanker juga telah menginsipirasi perusahaan asuransi untuk menyediakan produk asuransi yang dapat membantu masyarakat melakukan pengobatan karena jika memiliki asuransi kesehatan, pastinya akan berguna untuk mengantisipasi biaya pengobatan.
Salah satunya adalah Sequis, demi mendukung pengobatan penyakit kritis, Sequis pun melakukan inovasi pada produk asuransi kesehatan Sequis Q Infinite MedCare Rider (SQIMC) dengan menambahkan fasilitas X Booster agar pasien bisa mendapatkan pengobatan yang komprehensif.
Berikut keunggulan SQIMC dengan X Booster terkait pengobatan kanker, yaitu tersedia manfaat penggantian biaya kesehatan sesuai tagihan (as charged) untuk rawat jalan kanker dan cuci darah dan perawatan kanker non-medis (alternatif) atau dikenal dengan perawatan kanker eksperimental hingga Rp1,8 miliar/tahun termasuk untuk konsultasi, pemeriksaan tes, dan obat dalam jangka waktu 30 hari kalender sebelum, dan/atau 90 hari kalender sesudah mendapatkan terapi hormon, terapi imun atau terapi target.
Ini tentu kabar gembira, yaitu semakin majunya ilmu dan teknologi kedokteran sehingga telah banyak kanker yang dapat dideteksi dini. Dengan melakukan pemeriksaan berkala, ditambah memiliki asuransi Sequis Q Infinite MedCare Rider dengan X Boostermaka pasien berkesempatan mendapatkan pengobatan terbaik. Apalagi, jika pasien mendapatkan pelayanan yang nyaman dan tidak lagi khawatir memikirkan biaya pengobatan maka pasien memiliki harapan untuk mendapatkan pengobatan yang maksimal.
Menambah pengetahuan mengenai penyakit kanker juga bermanfaat agar pasien dan keluarga dapat siap fisik dan mental, memiliki semangat, dan pikiran yang positif bahwa kanker dapat dilawan. Cara jitu melawan kanker, yaitu menjalankan pengobatan sesuai prosedur medis dan mengonsumsi nutrisi seimbang sesuai petunjuk nutrisionist.
Dokter Spesialis Bedah Digestive dr. Sylvia F.Laura, SpB-KBD Ciputra Hospital Tangerang mengatakan dengan memiliki pengetahuan mengenai penyakit kanker yang tepat, pasien akan memiliki kesadaran yang tinggi dan berinisiatif untuk melakukan deteksi dini kanker, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker.
“Sayangnya, kebiasaan hidup sehat dan upaya meningkatkan kesehatan belum menjadi kebiasaan dalam masyarakat kita. Lebih banyak orang peduli pada bagaimana mengobati penyakit dari pada mencegahnya. Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang enggan memeriksakan diri ke dokter dan lebih memilih berobat ke alternatif,” sebut dr. Sylvia.
Ia juga menjelaskan, mereka yang berisiko terkena kanker, contohnya pada kanker usus besar, umumnya berusia di atas 50 tahun, laki laki lebih sering dari pada wanita, memiliki riwayat keluarga menderita kanker, gaya hidupnya tidak sehat, berat badan berlebih, jarang mengonsumsi makanan berserat, dan sering terpapar zat kimia tertentu. Gejala yang timbul, seperti defekasi yang tidak normal, disertai darah, dan lendir, serta nyeri saat BAB.
Terkait hal diatas lanjut dr. Sylvia, diperlukan skrining agar kanker dapat ditemukan lebih dini. Skrining dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan atau deteksi dini. Dalam kasus kanker usus besar, colonoskopi merupakan gold standard sebagai diagnostik maupun terapi. Melalui colonoskopi, jaringan kanker dapat diambil (biopsi) agar jenis histopatologi pada kanker dan stadiumnya dapat kita diketahui sehingga kanker dapat ditangani dengan tepat.
“Semakin dini kanker dapat dideteksi, semakin baik prognosis (prediksi perkembangan penyakit dari tanda dan gejala apakah membaik atau memburuk) dan survival rate (kelangsungsungan hidup) pasien,” tegas dr. Sylvia.
Asuransi Kesehatan, Antisipasi Biaya Pengobatan Kanker
Meningkatkan pengetahuan tentang kanker juga perlu dibarengi dengan pengetahuan perencanaan keuangan, yaitu pendapatan yang kita miliki tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saaat ini, melipatgandakan kekayaan, dan mempercepat pertumbuhan kekayaan semata. Tetapi, keuangan yang dapat meminimalisir risiko ekonomi jika terjadi hal yang tak terduga, seperti penyakit kritis.
Agency Development Manager Henry Kurniawan K S, RFP®, LCPC menyarankan untuk menyiapkan anggaran biaya asuransi dengan rumus 10% untuk kebaikan, 30% untuk cicilan produktif, 40% untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup, dan 20% untuk masa depan depan. Termasuk dalam dana masa depan, seperti dana darurat, pendidikan anak, dana pensiun, dan asuransi jiwa dan kesehatan.
Lalu, perlindungan asuransi kesehatan yang bagaimana yang dapat meminimalisir risiko finansial apabila terjadi risiko penyakitn kritis? Yaitu, asuransi kesehatan yang memiliki manfaat atau limit yang cukup untuk membiayai pengobatan di rumah sakit dengan mempertimbangkan tingkat inflasi di masa depan.
Memiliki asuransi dengan limit manfaat Rp30 miliar saat ini mungkin terdengar fantastis. Namun, biaya rumah sakit akan terus naik karena faktor inflasi. Pada 20 atau 30 tahun mendatang, angka ini tentunya tidak lagi fantastis. Apalagi, produk asuransi ada yang dibatasi dengan batas manfaat tahunan yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan biaya rumah sakit saat itu sehingga besaran manfaat asuransi di jangka panjang idealnya menjadi pertimbangan ketika memilih asuransi kesehatan.
Pertimbangan lain adalah soal harga kamar karena ketika sakit tentunya pasien perlu mendapatkan kenyamanan, tetapi terkendala pada harga kamar rumah sakit yang mahal.
“Asuransi kesehatan yang ideal tidak dibatasi dengan harga kamar, yaitu memiliki fasilitas 1 tempat tidur di kelas VIP/VVIP. Artinya, jika tahun-tahun mendatang harga kamar dengan 1 tempat tidur atau kelas VIP/VVIP mengalami kenaikan harga, pasien tetap dapat menggunakan fasilitas asuransinya dengan maksimal,” sebut Henry.
Asuransi kesehatan penting terutama di saat tak terduga. Untuk itu, nasabah perlu berkomitmen membayar premi agar perlindungan dapat terus terlindungi. Tetapi mengingat premi bertambah seiring dengan bertambahnya usia maka nasabah perlu menyiasati keuangannya agar tetap dapat membayar premi untuk tetap mendapatkan perlindungan asuransi.
“Bagi yang memiliki penghasilan tetap, biasanya ada kenaikan gaji setiap tahun. Penambahan gaji ini dapat dialokasikan pada dana masa depan. Misalnya, kenaikan gaji 7% alokasikan dana tersebut untuk premi Anda bisa mengikuti sebesar 7% untuk persiapan jika premi asuransi naik seiring bertambahnya usia,” sebut Henry.