EconomicReview – Indonesia masih mampu menarik investasi asing untuk menanamkan dananya di tanah air. Setelah China, kini giliran Jerman yang berminat dalam berinvestasi baterai listrik.
Menurut Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadia, perusahaan kimia terbesar di dunia, Badische Anilin-und SodaFabrik (BASF) berminat untuk investasi serta membangun pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di RI.
“Sinyal positif tersebut ditangkap setelah kunjungan kerja pemerintah ke Frankfurt, Jerman beberapa waktu belakangan. Adapun sektornya ialah bidang smelter atau pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt. Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus dan dikawal sampai selesai,” kata Bahlil dalam keterangan rilis yang diterima redaksi, Minggu (10/10).
Dalam merealisasikan rencana tersebut, BASF berencana bekerja sama dengan Eramet yakni perusahaan pertambangan asal Prancis. Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR).
Sementara lokasi di Indonesia yang dibidik untuk pendirian pabrik ada di Halmahera Tengah, Maluku Utara dengan kapasitas produksi sekitar 42.000 metrik ton nikel per-tahun dan sekitar 5.000 metrik ton kobalt per-tahun.
Namun, kami meminta BASF tidak hanya sekadar membangun pabrik dan smelter nikel, tapi juga memproses bahan tersebut hingga benar-benar menjadi baterai listrik,” harap Bahlil.
Dalam pertemuan itu pula, Markus Kamieth, anggota Board of Executive Director BASF menyampaikan apresiasi atas komitmen Kementerian Investasi/BKPM dalam memfasilitasi rencana investasi BASF di Indonesia. Pihaknya juga berharap pemerintah dapat mendukung kawasan industri independen tersebut dengan pasokan listrik yang memadai dan berasal dari energi terbarukan.
Sebelumnya, perusahaan lithium asal China Chengxin Lithium akan mengambil 65 persen saham dalam proyek lithium di Indonesia senilai US Dollar 350 juta. Investasi di pabrik baterai listrik tersebut dilakukan untuk membangun kapasitas produksi di luar negeri. Stellar Investment Pte dari Singapura akan menjadi pemegang 35 persen saham sisanya dan telah diajukan kepada Bursa Efek Shenzhen. Nantinya, perusahaan patungan itu bernama PT ChengTok Lithium Indonesia.
Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) akan menjadi lokasi pendirian pabrik yang membuat bahan kimia lithium dalam baterai kendaraan listrik (EV). Selain itu, kawasan ini juga akan menjadi rumah bagi beberapa proyek investasi China, termasuk nikel dan kobalt. (Teguh