Economic Review
  • HOME
  • EKONOMI & BISNIS
  • FINANSIAL
  • KEBIJAKAN
  • GAYA HIDUP
  • KORPORASI
  • BERITA TERKINI
  • OPINI
  • SOSIAL & BUDAYA
  • OTOMOTIF
  • EVENT
No Result
View All Result

Subscribe Newsletter

Economic Review
  • HOME
  • EKONOMI & BISNIS
  • FINANSIAL
  • KEBIJAKAN
  • GAYA HIDUP
  • KORPORASI
  • BERITA TERKINI
  • OPINI
  • SOSIAL & BUDAYA
  • OTOMOTIF
  • EVENT
No Result
View All Result
Economic Review
No Result
View All Result

CIPS Sebut Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor Produk Olahan

by Olifia
March 21, 2022
in BERITA TERKINI, EKONOMI & BISNIS
133 2
0
CIPS Sebut Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor Produk Olahan
Share on FacebookShare on Twitter

EconomicReview-Lembaga penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebutkan Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk olahan dan tidak menggantungkan ekspor pada produk komoditas yang bisa menyebabkan kinerja perdagangan dipengaruhi oleh fluktuasi harga dunia.

Senior Fellow CIPS Deasy Pane dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan sekitar 45 persen ekspor Indonesia berbasis komoditas yang harganya fluktuatif dan sangat bergantung dengan dinamika yang terjadi di seluruh dunia.

Dia mengatakan konflik Rusia-Ukraina berpengaruh signifikan pada pergerakan harga komoditas yang akan mempengaruhi nilai perdagangan Indonesia, walaupun tidak berpengaruh langsung terhadap volume perdagangan Indonesia.

“Tingginya harga komoditas akan berpengaruh pada capaian ekspor Indonesia. Namun tidak mencerminkan kualitas dan daya saing produk Indonesia, serta hanya bersifat sementara,” kata Deasy.

Dalam dua dekade terakhir kontribusi ekspor Indonesia ke dunia stagnan di angka 0,9 persen. Sementara pelaku usaha industri yang terlibat dalam kegiatan ekspor juga hanya sekitar 18 persen, yang menunjukkan mereka berorientasi domestik.

CIPS merekomendasikan agar pemerintah mendorong pelaku usaha berani bersaing di dalam negeri dan pasar ekspor, didukung oleh upaya peningkatan produktivitas dan kualitas sesuai standar internasional. Hal ini dapat dilakukan melalui komitmen pemerintah menciptakan iklim investasi yang mendukung, iklim persaingan usaha yang sehat, peningkatan kapasitas tenaga kerja, pembangunan dan infrastruktur.

Selain itu dukungan terhadap inovasi, riset dan pengembangan, dan penyerapan teknologi perlu ditingkatkan. Kurangnya ekosistem riset dan pengembangan bisa berdampak pada lemahnya motivasi pelaku usaha untuk berinovasi dan hanya memanfaatkan pasar domestik yang besar untuk mendapatkan keuntungan.

Menurut Deasy, riset dan pengembangan dibutuhkan untuk mengoptimalkan nilai produk atau menambah efisiensi proses, yang memang diperlukan untuk bersaing di pasar.

Tags: Ekspor
Previous Post

Bumbu Khas Indonesia Jadi Cenderamata Untuk Pebalap MotoGP Mandalika

Next Post

21 Nama yang Lolos OJK Seleksi Tahap lV, Pos Jabatan dan Latar Belakang

Related Posts

KKP Targetkan Ekspor Udang Sambas Capai 9.000 ton/tahun di 2024
BERITA TERKINI

KKP Targetkan Ekspor Udang Sambas Capai 9.000 ton/tahun di 2024

October 20, 2021
Next Post
21 Nama yang Lolos OJK Seleksi Tahap lV, Pos Jabatan dan Latar Belakang

21 Nama yang Lolos OJK Seleksi Tahap lV, Pos Jabatan dan Latar Belakang

TENTANG KAMI

REDAKSI

BERIKLAN

KONTAK KAMI

© 2020 Economic Review - Powered by Webcorner.id

No Result
View All Result
  • HOME
  • EKONOMI & BISNIS
  • FINANSIAL
  • KEBIJAKAN
  • GAYA HIDUP
  • KORPORASI
  • BERITA TERKINI
  • OPINI
  • SOSIAL & BUDAYA
  • OTOMOTIF
  • EVENT

© 2020 Economic Business Review - Powered by Webcorner.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
sponsored