EconomicReview– Untuk ke enam kalinya, Economic Review sebagai salah satu media bisnis ekonomi kembali menyelenggarakan penghargaan bergengsi Workshop & Award “Indonesia Enterprise Risk Management & Award -VI 2023” (IERMA-IV-2024) di Hotel Amos Cozy, Jakarta Selatan. Dengan mengangkat tema “RI Financial Risk Management Enchancement as Full Member FATF”.
Hadir dalam acara ini sebagai pembicara Dr Dewi Hanggraeni, MBA,CA,CACP, ketua juri, Dekan FEB & FKD Universitas Pertamina yang juga Ketua Umum Perhimpunan Penggiat Tatakelola, Risiko dan Kepatuhan. Alan Yazid, BBus, MBA, Wakil Ketua juri dan Wakil Ketua Perhimpunan Penggiat Tatakelola, Risiko & Kepatuhan Indonesia , Rektor Cyber Universty, Gunawan Wicaksono, BSEE, MSEE, PhD, SMIEE, CISA, IPM. Dan beberapa petinggi dari Bank, BUMN, Insurance, MUltifinance, BPD dan perusahan non finance.
Membuka acara Irlisa Rachmadiana MM, founder Economic Review mengatakan jika tahun ini , untuk pertama kalinya penganugerahan IERMA (Indonesia Enterprise Risk Management) diadakan secara offline,dimana sebelumnya karena Covid 19 penganugerahan dilakukan secara online.
“Acara penganugerahan ini dilakukan bersamaan dengan training, karena menurut juri, training ini meskipun singkat perlu dilakukan, Untuk tahun ini penilaian yang dilakukan berdasarkan annual report tahun 2022. Tahun depan untuk penjurian annual report tahun 2023 akan dilakukan penjurian secara tatap muka. Selain kategori Silver dan Gold, kali ini ada kategori Platinum karena mendapatkan skor 92,” papar Irlisa.
Dalam rangkaian IERMA VI-2024 ini diadakan juga training oleh beberapa pakar di bidang Risk Management dengan tema Pentingnya Mitigasi Risiko Keuangan dan Operasional untuk Meningkatkan Value Perusahaan. Hadir sebagai pengisi acara training, DR Dewi Hanggraeni, MBA, CA, CACP, Ketua Umum Perhimpunan Penggiat Tatakelola, Risiko dan Kepatuhan, Dekan FEB & FKD Universitas Pertamina. Alan Yazid, Bbus, MBA, anggota juri dan wakil ketua Penggiat Tatakelola Risiko dan Kepatuhan.
Dalam presentasinya, Dr Dewi Hanggraeni, selaku Ketua Dewan Juri mengatakan bahwa ada 3 bentuk risiko keuangan yang harus dipahami. Yang Pertama tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhi komitmen perusahaan (bangkrut). Yang kedua, melakukan perjanjian yang berpotensi menjatuhkan perusahaan dan yang ketiga mudah terkena imbalan dari masalah-masalah yang terjadi di pasar, dari naiknya suku bunga, fluktuasi valas, harga komoditas (baginyaberkait langsung) atau kesalahan kebijakan investasi termasuk penentuan proposi pemilihan asuransi.

“Manfaat Risk Mangement ini sangat banyak sekali. Salah satunya untuk meningkatkan efektifitas supaya perusahan bisa tumbuh dan berkembang. Terlebih risiko di bank ini tidak hanya ada 8 sekarang sudah 12, salah satu risiko yang sangat besar dari sisi frekuensi adalah risiko operasional. Dan terutama saat ini risiko ini dikaitkan dengan cyber risk dan climate change,” ujar Dr. Dewi.
Alan Yazid, Bbus, MBA memaparkan beberapa risiko di bidang IT seperti dari email password , Facebook accounts, kartu kredit, sistem IT yang sudah usang, ketidakpatuhan terhadap regulator. Dijelaskan juga tentang adanya trend besar yang didorong oleh urbanisasi masal dan lingkungan hidup.
“Kenapa risk manajemen penting karena pasca pandemi covid ini pendekatan metodelogi dalam menghadapi prospek ke depan sudah mulai berubah plus banyaknya ketidakpastian. Pentingnya informasi dalam membedakan antara disk informasi dengan informasi. Kenapa? Kalau larinya ke disk informasi resikonya reputasi berkurannya minat konsumen membeli jasa dari perusahaan. Aspek bencana bukan hanya bencana alam saja tapi juga ada disk informasi jadi untuk mengetahuinya karyawan harus melihat di media tentang berita-berita buruk yang bisa berdampak kepada image perusahaan,” ujar Alan Yazid.
Setelah melewati penjurian yang meliputi beberapa aspek seperti report annual yang dipublikasi, manjemen risiko, tim juri menetapkan beberapa pemenang dari 7 kategori yang berbeda di ajang penganuhgeran IERMA VI-2024 ini. Berikut daftar pemenangnya.
Juara Umum : Bank BNI (Persero) Tbk
Non Finance : Indosat Tbk dan Jasa Marga (Persero) Tbk
Bank : Bank BTN Tbk, Bank MAS Tbk, Bank VIctoria Tbk, Bank Mayapada Tbk, Bank Ganesha Tbk,
Bank Index Selindo dan Bank Mega Syariah
BPD : Bank BPD Bali, Bank Jateng dan Bank Sulselbar
BUMN :Brantas Abipraya (Persero) dan Perum Perhutani
Insurance : Indomobil Finance Indonesia dan Maybank Finance
BPR : Bank Bapas 69 (Perseroda)
“Buat yang sudah menang ataupun yang belum beruntung, semoga risk manjemen ini bermanfaat untuk entitas di Indonesia, dimana sudah ada peraturan baru di pemerintah bahwa semua perusahaan harus melakukan Risk manajemen khususnya GRC,”harap Dr. Dewi.

“Event ini sangat penting dan pas sekali karena saat ini perusahaan sudah dibombardir dengan isu-isu resiko yang ada terutama di masalah IT yang banyak terjadi cyber attack di perusahaan yang menganggu reputasi dan bisnis perusahaan itu sendiri, Jadi kedepannya perusahaan semakin kuat untuk memtigasy resiko-resiko yang ada dan diharapakn perusahan lebih meaju dengan mengetahui risiko manajemen,” ujar Gunawan Witjaksono, Rektor Cyber University.
Di acara pemberian award ini selalu ada yang baru dimana pada topik tahun ini mengenai mitigasi risiko operasional. Risiko operasional ini sangat diperlakukan oleh perusahan-perusahaan karena masih banyaknya peraturan baru yang mucu yang dikeluarkan oleh pemerinta , yang kedua makin banyak juga produk-produk baru di induustri jasa keluangan baik perbankan maupun non perbanan sehingga komptensi ini pengetahuan mengenai mitigasi operasionai diperlukan khususnya pembahruan di aspek teknologi, informasi cyber risk yang saat ini akan terus berkembang sampai ke depannya,” ungkap Alan Yazid.