EconomicReview-Kinerja PT. Singaraja Putra Tbk (SINI) pada hari penutupan Trading tahun 2022, 30 Desember 2022 lalu mengalami Auto Reject Atas (ARA) dgn kenaikan 24.86% dan mencatat kinerja sepanjang tahun 2022 sebesar +229.8%. Para pelaku pasar sudah mahfum bahwa SINI telah diambil alih atau diakusisi oleh konsorsium yang melibatkan Basis Investments, perusahaan investasi yang dimiliki oleh Happy Hapsoso dan Arsjad Rasjid, sesuai dengan keterbukaan informasi yg disampaikan oleh Konsorsium; PT. Autumn Prima Indonesia, PT. Basis Energi Prima dan Batubara Development Pte. Ltd kepada OJK bulan November 2022 lalu.
Lantas apa yang mendorong kinerja SINI mengalami ARA di penghujung tahun trading 2022? Secara teknikal, SINI memang menuju “golden cross” yang bisa memberikan momentum kenaikan harga saham lebih lanjut, bahkan jika trend ini terus terjadi bukan tidak mungkin SINI akan mengulangi harga yang sama di awal Desember 2022, yaitu Rp. 1385/lembar saham.
Lalu bagaimana dengan aspek Figur? Hal ini perlu dijawab dengan langkah lanjutan dari proses pengambilalihan SINI oleh Konsorsium, karena berdasarkan Peraturan OJK No. 9/2018 para Pengendali baru PT. Singaraja Putra Tbk (SINI) harus menggelar tender offier wajib atau Mandatory Tender Offer (MTO).
Rencana inilah yang ditunggu-tunggu oleh pasar, untuk memastikan bahwa sosok figur yang terlibat dalam proses pengambilalihan SINI ini benar-benar melakukan langkah lanjutannya. Informasi yang mulai terdengar di pasar, proses ini sudah diajukan ke OJK dan tinggal menunggu izin efektif nya keluar dalam waktu dekat.
Sebelumnya peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Agus Herta Sumarto l memaparkan, secara teori, valuasi suatu saham didasarkan pada dua hal yaitu kinerja perusahaan saat ini dan proyeksi atau ekspektasi kinerja di masa yang akan datang. Ekspektasi penilaian kinerja di masa depan disebutnya seringkali memunculkan unsur penilaian yang subjektif di samping penilaian terhadap aspek fundamental yang objektif.
“Siapa pemilik, siapa top manajemennya, apakah ada kedekatan dengan penguasa atau tidak, unsur-unsur subjektivitas ini yang seringkali memengaruhi pergerakan harga saham di luar faktor fundamentalnya,” tukas Agus,, (27/12/2022) malam.
“Sejarah dia (Happy Hapsoro) yang bisa membuat harga suatu emiten naik serta kedekatannya pada lingkaran kekuasaan tentunya akan memengaruhi aksi korporasinya. Apa yang dia lakukan terhadap suatu emiten tentu akan memengaruhi pergerakan harga emiten tersebut,” lanjut Agus seraya mengemukakan faktor subjektivitas sangat mempengaruhi pergerakan emiten melibatkan tokoh seperti Happy Hapsoro.