EconomicReview-Direktur Pelaksana Bidang Keuangan dan Operasional Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Agus Windiarto mengungkapkan rencana kerja kolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga di Aceh pada tahun 2023 ini, akan lebih difokuskan pada pengembangan program Desa Devisa.
“Desa Devisa merupakan pendampingan komprehensif kepada komunitas petani untuk meningkatkan kapasitas komoditi unggulan Aceh agar dapat menembus pasar dunia,” kata Agus Windiarto.
Kolaborasi yang dimaksud adalah dengan semangat Kemenkeu Satu antara Direktorat Kekayaan Negara Kantor Wilayah Aceh dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank dengan diresmikannya Desa Devisa Kopi Gayo beberapa waktu lalu di Kabupaten Bener Meriah.
Sekitar 125 orang petani yang bernaung pada Koperasi Panca Gayo Coffee akan diberikan pelatihan dan pendampingan oleh berbagai narasumber dan ahli dibidang perkopian. Hal ini merupakan manfaat langsung yang dirasakan oleh para petani di Kabupaten Bener Meriah guna meningkatkan kapasitas para petani kopi agar mampu menghasilkan produk kopi bercita rasa tinggi dan juga memiliki kualitas biji kopi yang berstandar baku internasional.
Berdasarkan data yang diperoleh dari IEB Institute, gambaran ekspor kopi Indonesia menunjukan trend positif di tahun 2022. Sepanjang Januari hingga Agustus tahun 2022 nilai ekspor kopi tercatat mencapai USD 698,18 juta atau naik 45,52% secara YoY.
Provinsi Aceh sendiri merupakan salah satu wilayah produksi kopi terbesar di Indonesia dengan total produksi pada tahun 2020 mencapai 73,42 ribu ton atau sekitar 10% dari total produksi kopi nasional dengan produksi utamanya adalah Kopi Gayo.Bupati Bener Meriah, Haili Yoga mengatakan bahwa berbagai dukungan yang diterima tentu merupakan semangat baru bagi masyarakat Bener Meriah untuk terus mengembangkan komoditi mulai dari ekspor, mulai dari wilayah pedesaan.
“Kami juga yakin dengan adanya program seperti ini, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah akan bisa terus berproses meningkatkan aktivitas produksi, distribusi, dan transaksi komoditi secara berkelanjutan dalam mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial, dan lingkungan,” kata Haili Yoga pada saat peresmian Desa Devisa Kopi Gayo.
Hal serupa disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban, melalui program Desa Devisa ini masyarakat yang memiliki produk unggulan akan diarahkan untuk memperbesar aksesnya guna mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik, dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya kegiatan pendampingan Desa Devisa tersebut.
“Keberadaan program Desa Devisa ini diharapkan dapat memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat lokal berdasarkan pengembangan dari produk unggulan serta menopang ekonomi kerakyatan melalui kegiatan ekspor nasional,” ujar Rionald Silaban.
Apresiasi diberikan oleh Rionald Silaban atas terealisasikannya Program Desa Devisa Kopi Gayo, Kami mewakili pemerintah pusat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas sinergi dan capaian yang sangat baik ini.
“Kami berharap, peresmian Desa Devisa Kopi Gayo di Kabupaten Bener Meriah dapat menjadi bahan bakar semangat yang lebih besar bagi Bapak Ibu semua untuk menciptakan sinergi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan penggiat usaha petani kopi, sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatakan ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan,” tutupnya.