EconomicReview – Tahun 2020 tinggal menghitung hari. Banyak orang yang tengah mempersiapkan liburan panjang di tengah masih berlangungnya pandemi Covid-19. Kebanyakan masyarakat tidak membatalkan perayaan liburan akhir tahun. Hanya saja, perilaku belanja mereka dibandingkan dengan tahun sebelumnya berubah signifikan.
Hasil survei SurveySensum yang bertajuk ‘2020 Holiday Shopping Trends report’ menunjukkan, sebanyak 52 persen konsumen berencana untuk memangkas pengeluaran di musim liburan ini. Anggaran rata-rata diperkirakan turun sekitar 14 persen.
Survei tentang pengeluaran masyarakat pada musim liburan ini melibatkan 500 responden di 5 kota besar di Indonesia (50 persen pria dan 50 persen wanita). “Kami menemukan bahwa mayoritas konsumen berada dalam situasi keuangan yang lebih buruk pada tahun ini. Sebanyak 77 persen konsumen di Indonesia mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi dan sekitar 67 persen konsumen mengalami penurunan pada tabungan mereka,” ungkap Rajiv Lamba, CEO SurveySensum & NeuroSensum dalam keterangan pers yang diterima pada Rabu (23/12/2020).

Riset SurveySensum ini juga menunjukkan bagaimana Covid-19 telah mengubah momen liburan mereka. Sekitar 88 persen konsumen mengaku kegiatan berlibur mereka terdampak oleh Covid-19. Tak heran bila kegiatan Travelling, Bersantai, Pesta, dan Hang out adalah aktivitas teratas masih akan merasakan dampak terberat.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang berbeda-beda pada setiap orang termasuk melalui masa ini dengan cara yang juga berbeda. Sebanyak 64 persen konsumen lebih hati-hati dalam memilih, melakukan riset kecil sebelum mereka berbelanja. Sedangkan 57 persen lainnya mencari cara untuk lebih banyak berhemat. Tak jauh berbeda, 52 persen konsumen berganti merek mereka dengan yang lebih murah, sedangkan 36 persen membeli produk dengan ukuran yang lebih besar.
Perubahan luar biasa dalam perilaku berbelanja ini disebabkan oleh 58 persen konsumen yang lebih memperhatikan stabilitas ekonomi secara umum, 42 persen mengkhawatirkan keamanan keuangan keluarga mereka, dan 33 persen telah mengurangi anggaran belanja untuk menabung lebih banyak.
“Konsumen dari kelompok penghasilan yang lebih tinggi dan belum menikah cenderung tidak akan memotong anggaran mereka. Sedangkan kelompok berpenghasilan rendah paling terdampak,” ujar Rajiv.
Kelompok berpengasilan yang rendah mengalami tingkat kesulitan paling tinggi. Setidaknya 55 persen dari mereka berencana untuk mengurangi belanja liburan akhir tahun ini. Penurunan pendapatan dan tabungan untuk kelompok ini jauh lebih buruk dibandingkan dengan kelompol lainnya dikarenakan sebesar 74 persen konsumen juga mengalami penurunan pendapatan rumah tangga mereka.