EconomicReview– Masyarakat Indonesia tengah resah karena ada kabar mengenai kejadian penyakit menular cacar monyet (monkeypox) pada seorang turis berusia 38 tahun dari Nigeria yang sedang mengikuti lokakarya di Singapura pada akhir April.
Turis tersebut dinyatakan positif mengidap cacar monyet awal Mei lalu dan 22 orang (mayoritas peserta lokakarya tersebut) yang kontak dengan penderita dikarantina selama 21 hari untuk memantau perkembangan penularan penyakit ini.
Walau laporan kasus penyakit cacar monyet pada manusia ini baru pertama kali ditemukan di kawasan Asia Tenggara, tapi kasus cacar monyet pada manusia ini telah banyak terjadi di negara-negara kawasan Afrika Barat dan Tengah seperti Republik Afrika Tengah, Liberia, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
Sebagai informasi, Penyakit cacar monyet ini merupakan penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) yang menginfeksi manusia, walaupun sangat jarang terjadi. Monyet dari golongan primata diduga merupakan hewan pembawa virus tersebut sesuai dengan nama penyakitnya.
Namun istilah cacar monyet tersebut sebenarnya kurang tepat karena virus ini ditemukan juga pada hewan pengerat, [yaitu tikus dan tupai]. Bagaimana mekanisme manusia bisa terinfeksi oleh virus cacar monyet? Belum bisa dipastikan secara detail.
Mekanisme kontak langsung ataupun tidak langsung antara manusia dan hewan terinfeksi melalui kulit yang luka, saluran pernapasan, atau selaput lendir dengan cairan tubuh hewan tersebut diduga menjadi medium penularannya.
Melihat hal ini, Pemerintah telah mengantisipasi terkait menyebarnya penyakit cacar monyet atau monkeypox diberbagai belahan dunia. Hal ini menyusul Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menetapkan darurat kesehatan internasional akibat cacar monyet.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, Pemerintah sendiri telah menyiapkan komponen-komponen yang diperlukan dalam usaha deteksi awal penyakit tersebut di dalam negeri.
Pemerintah menunjuk 2 laboratorium untuk melakukan uji sampel, yaitu laboratorium pusat studi satwa primata (PSSP) LPPM IPB Bogor dan Lab Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK Jakarta.
“Selain itu, pemerintah juga semakin gencar melakukan sosialisasi mengenai penyakit cacar monyet untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini khususnya mengenai bagaimana penyakit dapat menular, risiko-risiko yang dapat meningkatkan penularan, serta cara terhindar dari penyakit,” Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers secara virtual, Selasa (26/7) yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.
Sebagai upaya perlindungan mandiri, masyarakat dihimbau senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya-upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit cacar monyet, serta mencegah masuk dan menyebarnya penyakit ini ke Indonesia.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar segera merumuskan langkah antisipatif mencegah masuknya cacar monyet ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus segera menyiapkan langkah guna mengantisipasi penularan penyakit cacar monyet.
“Berikan edukasi kepada masyarakat tentang medium penularan, cara pencegahan, dan faktor yang bisa memicu terjangkitnya penyakit cacar monyet. Langkah preventif harus lebih diutamakan mengingat masih minimnya sosialisasi mengenai penyakit ini,” kata Netty dalam keterangan tertulis yang diterima Economic Review, Selasa (26/07).
Menurutnya Indonesia harus belajar untuk tidak bersikap meremehkan diawal pandemi menjangkiti dunia. “Kita harus belajar belajar dari pandemi Covid-19, di mana Indonesia sebagai negara yang belum terjangkit saat itu, bersikap seolah meremehkan sehingga terlambat melakukan antisipasi. Kita panik dan baru bertindak setelah ditemukan satu kasus yang kemudian merebak dengan sangat cepat. Kita lengah dan terlambat lakukan antisipasi,” ujar Netty.
Oleh sebab itu, lanjutnya, ia berharap jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama. “Lakukan persiapan pencegahan semaksimal mungkin,” katanya.
Terakhir, Netty meminta pemerintah agar terus memantau dan melakukan penelitian terhadap penyakit cacar monyet, termasuk menemukan vaksin dan obatnya. “Jangan sampai kita ketinggalan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk mengantisipasi penyakit tersebut. Indonesia sebagai Presidensi G20 harus menjadi yang terdepan dalam melawan potensi-potensi wabah global seperti cacar monyet,” tandas Netty. (Editor: SandraOlifia)