EconomicReview – Dalam ajang Indonesia Finance Award (IFA) 2024 yang digelar oleh EconomicReview, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) menorehkan prestasi gemilang.
Bank kebanggaan warga Jawa Tengah ini dinobatkan sebagai The Best Indonesia Finance for Bank – BPD Company 2024 (Platinum Award – Very Excellent – Bintang 5 – Kategori aset di bawah Rp100 Triliun). Penghargaan ini diberikan kepada Bank Jateng atas prestasi finansial yang berhasil dicapai selama tahun 2023, dengan peningkatan signifikan di berbagai indikator keuangan.
Penghargaan bergengsi IFA tersebut diterima oleh Corporate Secretary Bank Jateng Djaka Nur Sahid dalam acara ndonesia Finance Award dan Indonesia Leader Award 2024 yang digelar di Jakarta, Senin (12/8/2024).
Kinerja gemilang Bank Jateng terlihat dari laba usaha Perseroan tahun 2023 yang tercatat terbesar kedua dari 27 BPD se-Indonesia, di bawah Bank BJB. Ini artinya, kinerja keuangan Bank Jateng tahun 2023 tetap terjaga tumbuh solid di tengah pelambatan ekonomi.

Tercatat aset Bank Jateng tahun 2023 meningkat menjadi sebesar Rp 88,42 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 84,49 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat, dari tahun 2022 yang sebesar Rp 66,84 triliun menjadi Rp 68,11 triliun pada 2023. Sepanjang tahun 2023, komposisi DPK Bank Jateng terdiri dari giro sebesar Rp9,92 triliun, tabungan mencapai Rp25,40 triliun, dan Rp32,79 triliun.
Tak hanya itu, kredit Bank Jateng juga mengalami peningkatan. Pada 2023 kredit naik menjadi Rp 61,56 triliun, dari sebelumnya Rp 57,26 triliun. Sedangkan Laba usaha, mengalami penurunan menjadi Rp 2,07 triliun dari tahun sebelumnya mencapai Rp 2,43 triliun.
Bank Jateng juga membagikan dividen sebesar Rp 1,09 triliun kepada pemegang saham. Jumlah tersebut merupakan 69,30 persen laba bersih mereka di tahun 2023 yang mencapai Rp 1,59 triliun.
Perolehan laba bersih tersebut disumbang oleh pendapatan bunga senilai Rp7,05 triliun, sedangkan beban bunga tercatat Rp2,25 triliun. Dari sini pendapatan bersih Bank Jateng mencapai Rp4,80 triliun per 31 Desember 2023.
Untuk pembiayaan syariah juga turut meningkat dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 17,04% yoy dari Rp3,11 triliun menjadi Rp3,64 triliun.
Sementara itu, dari sisi permodalan Bank Jateng mengalami penguatan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 22,28%, naik dari 21,70% pada akhir 2022. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat pada level 3,54%, sedangkan NPL nett sebesar 0,52%. Angka tersebut masih berada di bawah threshold yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu maksimal 5%.
Net interest margin (NIM) Bank Jateng terpantau sebesar 5,83%, dengan return on asset (ROA) sebesar 2,45% dan return on equity (ROE) sebesar 16,79%. Rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada pada level 88,98%.