EconomicReview – Tangan dingin pasangan suami-istri, Homaidi-Innani, mampu menyulap akar pohon jati bernilai ratusan juta. Tak hanya pasar lokal, produk kerajinan akar jati ini mampu melalang buana hingga ke manca negara.
Ketekunan Innaini bersama suami yang merintis industri kerajinan bernama “Akar Dewa Jati” sejak tahun 1998 pasca reformasi. Ia bersama suaminya, Homaidi menjajaki usaha akar kayu jati hingga terkenal sampai saat ini. Innani adalah asli warga Dusun Karanganyar, Desa/Kecamatan Kendit, Situbondo. Sebagai produk UMKM, meubeler akar pohon mengalami pasang surut mulai terkendala modal, pasar, hingga ditipu sejumlah pembeli.
“Usaha kami ini sudah lama jatuh bangun. Tapi intinya menjaga kualitas akan menjadi modal utama kepercayaan pasar. Itu yang saya pegang hingga saat ini,” ungkap Innani.
Saat ini industri kerajinan “Akar Dewa Jati” memproduksi aneka ragam produk kerajinan lain yang juga berbahan baku akar kayu jati. Selain teksturnya lebih halus dan menarik, akar pohon jati akan terlihat lebih natural dengan desain nuansa etnik. Banyak sisi keunggulan dari produk yang kami buat. Selain unik dan elegan, bahannya sangat kuat karena dari kayu jati.
Kini, industri kerajinan akar kayu jati ini sudah menerima banyak penghargaan dari pemerintah maupun perusahaan event organizer. Industri ini juga mengantongi sertifikat Kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi tahun 2010 dan penghargaan dari International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) tahun 2015.
Bahkan, Akar Dewa Jati ini telah menjadi UMKM mitra binaan Pertamina di bawah Rumah BUMN Situbondo sejak 2019.

Produk yang dihasilkan berupa hiasan rumah, kursi, meja, sendok, garpu, cangkir, sumpit dan gelas yang semuanya berbahan dasar akar kayu jati dengan berbagai desain unik, namun tetap memiliki daya guna. Innani menggunakan cat yang terbuat dari bahan alami lilin lebah agar produknya tahan lama dan tetap aman bagi tubuh manusia. Bukan hanya food safe tetapi juga food grade, jika bahan tertelan saat mengkonsumsi makanan tidak akan menimbulkan bahaya kesehatan.
Saat pameran The International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2022 di Jakarta, menjadi kenangan tersendiri bagi Innani. Waktu itu, produk kerajinan akar kayu jati menjadi salah satu produk yang banyak diserbu pengunjung. Sempat melakukan penambahan stok pameran dan produk ini mendapat pesanan untuk dipasarkan di Denmark. Innani tak menyangka akan mendapat pesanan dengan jumlah yang sangat signifikan, yakni 10.000 pieces guci kayu. Bahkan, produk meja dan kursi yang baru saja dipajang langsung terjual hanya dalam hitungan menit.
Kebahagian itu semakin lengkap dengan diperolehnya penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia (API) 2023. Penghargaan ini digagas oleh Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia, Duta Global Indonesia, Ideku Group Indonesia, Indonesia Leaders Foundation, Indonesia Asia Institute bersama EconomicReview.
“Alhamdulillah. Dengan penghargaan API ini semakin mendorong saya untuk lebih menekuni, dan mengembangkan produk turunan dari akar kayu jati ini. Selain berinovasi, juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Terima kasih kepada PPI, Perpina, EconomicReview dan pihak lainnya sehingga saya dipercaya menerima penghargaan API 23 ini,” pungkasnya.