Economic Review- Adanya kebocoran data digital telah menjadi momok yang mengkhawatirkan. Sebab itulah, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan aplikasi untuk mendukung keamanan siber transformasi digital. Aplikasi tersebut dirilis melalui Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, berupa produk karya mandiri password manajer yang diberi nama SATRIA.
“Aplikasi ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menerbitkan, menyimpan, dan mengelola berbagai password untuk akun aset digital dengan aman. Jadi, kalaupun kami merilis aplikasi ini bukan berarti aplikasi yang lain tidak digunakan, tetapi ini bagian dari literasi bahwa perlu kesadaran pengamanan password dalam konteks keamanan informasi,” kata Kepala (BSSN) Hinsa Siburian di Jakarta.
Ia mengatakan, SATRIA sebagai bagian dari literasi keamanan yang menjadi tugas instansinya. SATRIA memiliki keamanan yang sesuai standar sehingga bisa mendorong kesadaran keamanan informasi, khususnya untuk aparatur sipil negara (ASN).
Juru Bicara BSSN Anton Setiawan menambahkan aplikasi SATRIA diluncurkan untuk mengakomodir pengelolaan password yang bukan hanya untuk ASN, tetapi dalam waktu dekat juga bisa digunakan masyarakat.
Menurut dia, hal tersebut dilakukan karena BSSN tidak hanya bertanggung jawab untuk instansi pemerintahan, tetapi juga secara nasional. “Kami akan lakukan secara bertahap,” imbuh Anton.
Meski begitu, Anton menyebutkan pengembangan SATRIA masih akan terus dievaluasi sehingga membutuhkan masukan dari berbagai pihak
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) makin meningkatkan kerentanan keamanan informasi. Ia juga menilai aplikasi SATRIA ini bisa menjadi bentuk antisipasi kerentanan tersebut.
“Saya kira, BSSN akan menjadi sentral yang bisa dimanfaatkan pengamanannya oleh semua kementerian, lembaga, pemerintahan daerah, masyarakat, sampai ASN,” ujar Tjahjo Kumolo.