EconomicReview-Saat ini masyarakat Indonesia sedang memasuki era tatanan kehidupan baru
(new normal), dan ketidakpastian ekonomi masih menjadi hal yang harus diwaspadai. Oleh karenannya pengelolaan keuangan menjadi prioritas utama dalam menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, termasuk investasi.
Berbicara soal investasi, istilah investasi sering dianggap sebagai momok yang rumit dan hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang bekerja di industri keuangan. Apakah benar? Tentu tidak. Semua orang pasti bisa berinvestasi tentunya dan bisa mencapai kestabilan serta independent dalam hal keuangan.
Investasi merupakan sebuah konsep finansial yang bisa membantu seseorang mencapai kestabilan finansial demi masa depan dan bahkan keuntungan.
Bagaimana cara memulainya? Berikut langkah dasar memulai investasi yang semua pasti bisa coba!
Pertama, Tentukan Tujuan Keuanganmu. Kita perlu menyadari setiap hal yang kita kerjakan tanpa perencanaan akan berakhir membuang-buang waktu? Sering terjadi ketika kita berbelanja di supermarket tanpa daftar belanja, kita akan berakhir pada banyak pilihan barang dan impulsif. Sama halnya dengan perencanaan keuangan, kita harus punya tujuan dan prioritas yang dapat diukur sehingga tujuan keuangan kita tercapai.
Rumit? Tidak kok. Anda bisa menentukan tujuan keuangan kamu berdasarkan jangka waktu: a. Tujuan Keuangan Jangka Pendek, Tujuan ini biasanya memiliki rentang waktu satu sampai dua tahun. Misalnya, kita berencana berlibur. Paling tidak, kita harus mengatur pengeluaran atau menyisihkan sebagian pendapatan untuk memenuhi biaya berlibur sejak jauh-jauh hari.
b. Tujuan Keuangan Jangka Menengah, Tujuan keuangan jangka menengah memiliki rentang waktu antara dua hingga sepuluh tahun. Salah satu contohnya adalah mempersiapkan uang untuk membiayai pendidikan yang berkualitas untuk anak. Pilihan investasi untuk mencapai tujuan jangka menengah berada di instrumen yang berbeda dengan tujuan jangka pendek.
Serta, c. Tujuan Keuangan Jangka Panjang, Tujuan keuangan jangka panjang biasanya memiliki rentang waktu lebih dari sepuluh tahun. Risiko yang diambil bisa lebih besar karena kita punya waktu yang panjang untuk mengantisipasi segala ketidakpastian. Contohnya adalah saat kita mempersiapkan masa pensiun. Persiapan masa pensiun yang tepat harus dilakukan agar kita tidak jadi beban anak cucu kelak. Selain itu, contoh tujuan keuangan jangka panjang adalah pendidikan.
Kedua, Simpan Uang Anda Dalam Instrumen Investasi Berisiko Rendah. Ketika Anda sudah menyisihkan bagian dari pendapatan, langkah selanjutnya adalah menabung. Tabungan bisa disimpan dalam bentuk instrumen berisiko rendah. Instrumen investasi berisiko rendah tidak memerlukan biaya yang besar.
Sekarang terdapat beberapa ragam instrumen investasi yang dimulai dari satu juta rupiah. Diantaranya; a. Deposito, Menempatkan dana di deposito lebih menguntungkan dibandingkan tabungan karena memberikan tingkat bunga lebih besar. Deposito berjangka memiliki rentang waktu yang beragam mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan.
Dahulu, masyarakat menganggap membuka deposito harus memiliki dana yang besar. akan tetapi, saat ini Anda bisa membuka deposito berjangka mulai dari satu juta rupiah melalui aplikasi digibank by DBS. Fitur deposito memungkinkan nasabah digibank by DBS untuk melakukan deposito kapanpun dan dimanapun. Saat ini, bunga yang ditawarkan pun relatif lebih tinggi dibanding bunga deposito pada umumnya, yaitu p.a 5,5%. Deposito digibank by DBS juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
b. Surat Utang /Obligasi. Surat utang mirip deposito karena resikonya rendah dengan tingkat imbal balik yang relatif lebih tinggi. Ada tiga jenis produk yang bisa kita beli melalui aplikasi digibank by DBS yaitu Savings Bond Ritel (SBR), Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk
Tabungan (ST). Kalau investasi di SBR, ORI dan ST, kita akan menerima pembayaran (kupon) setiap bulan. Anda bisa membeli ketiga produk tersebut melalui fitur e-SBN pada saat peluncuran perdana produk tersebut dengan jumlah investasi awal mulai dari satu juta rupiah saja.
Fitur e-SBN memungkinkan nasabah melakukan investasi secara 100% digital end to end mulai dari registrasi Single Investor Identification (SID) hingga pembelian serta penjualan kembali jenis surat utang yang dapat diperdagangkan. Tidak
perlu khawatir, kamu tidak perlu melalui proses yang rumit dan melakukan investasi di platform perbankan tentunya lebih aman.
Selanjutnya, c. Surat Utang /Obligasi Pasar Sekunder. Pasar sekunder kini menaungi tiga tipe obligasi yang dapat diperdagangkan seperti FR,
INDON dan INDOIS. Sebelumnya untuk nasabah dapat memasuki pasar sekunder harus memiliki modal awal yang besar mulai dari seratus juta rupiah. Akan tetapi, nasabah kini memiliki kesempatan untuk mengakses pasar sekunder tanpa harus menyiapkan dana yang besar. Melalui digibank by DBS, nasabah dapat memulai investasi di pasar sekunder dengan dana mulai dari satu juta rupiah saja.
Digiibank by DBS merupakan pelopor perbankan digital pertama yang memberikan akses terhadap masyarakat ke pasar sekunder secara 100% digital.
Ketiga, Jangan Lupa, Siapkan Dana Darurat! Dana darurat adalah hal yang tidak kalah pentingnya dalam menjalani hidup yang penuh dengan ketidakpastian. Tanpa dana darurat, kita bakal kesulitan saat membutuhkan uang dalam keadaan darurat. Salah satu contoh konkret adalah masa pandemi Covid-19, di mana ketidakpastian ekonomi sedang melanda negara.
Akan tetapi, jangan khawatir! Anda bisa mengelola dana darurat dengan menggunakan instrumen investasi yang tepat seperti deposito dan surat utang. Anda bisa mengakses
deposito dan surat utang melalui aplikasi digibank by DBS. Melalui aplikasi tersebut, pengguna bisa mengelola instrumen investasi dengan mudah dan cepat tanpa harus ke cabang.
Managing Director Head of Digital Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto mengatakan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan ragam peluang investasi yang berisiko rendah tidak hanya dapat digunakan sebagai dana darurat tetapi juga untuk memperoleh keuntungan. Saat ini investasi dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus melalui proses yang rumit dan dana yang besar melalui
digibank by DBS.
“Kegiatan perbankan yang termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan kerap dianggap rumit oleh masyarakat. Lama waktu yang dibutuhkan dan proses yang cenderung panjang sering dinilai sebagai hambatan bagi setiap orang yang ingin memulai perjalanan keuangan mereka. Akan tetapi, pengelolaan keuangan yang seimbang menjadi kunci kebebasan dan kestabilan ekonomi individu. Bank DBS Indonesia menyadari peran teknologi dapat mempermudah hambatan-hambatan tersebut dan membantu nasabah untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Saat ini investasi dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus melalui proses yang rumit dan dana yang besar melalui digibank by DBS,” ujar Managing Director Head of Digital Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto.
Saat ini digibank by DBS tengah menyelenggarakan kampanye #SemuaPastiBisa untuk mengajak masyarakat dalam bijak mengelola dan mengembangkan keuangannya di aplikasi digibank by DBS. Nasabah dapat melakukan semua kegiatan perbankan seperti membuka rekening, top-up e-wallet, membayar tagihan bulanan, transfer valas, membuka deposito hingga berinvestasi di pasar sekunder dan rekening valas dengan 10 mata uang dalam satu aplikasi.