EconomicReview-Jelang akhir tahun, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (“TBIG”), meraih penghargaan 1st The Best Public Company for Construction Non Building dalam Indonesia Finance Award III 2020 (IFA-III-2020).
Tower Bersama Group bangga mengumumkan bahwa pada tahun 2019, mampu mencapai pertumbuhan organik tercepat yang pernah dicapai dalam sejarah 16 tahun. Tower Bersama Group menambahkan 3.546 penyewaan kotor yang terdiri dari 593 sites telekomunikasi dan 2.953 kolokasi. Pelanggan telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk terus berinvestasi di jaringan masing-masing di seluruh negeri, yang menghasilkan peningkatan pesanan kolokasi yang signifikan bagi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Dengan pertumbuhan kolokasi yang kuat ini, rasio kolokasi (tenancy ratio) perusahaan pun meningkat dari 1,69 pada akhir 2018 menjadi 1,85 pada akhir 2019.
Tahun 2019, Tower Bersama Group mencatatkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp4.699 miliar dan Rp4.011 miliar untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019. Marjin EBITDA Perseroan tetap stabil di 85,4% untuk tahun 2019.
Hingga saat ini Tower Bersama Group tetap memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan menara independen terkemuka di Indonesia. Per 31 Desember 2019, Perseroan memiliki 28.740 penyewaan pada 15.589 site dengan lima operator telekomunikasi berbeda dan dua penyedia jaringan 4G/LTE Perseroan menyewakan tempat pada site menara dalam perjanjian sewa jangka panjang yang berdurasi 10 tahun serta akses pada jaringan IBS melalui perjanjian sewa jangka panjang dengan durasi sekitar 5 sampai 8 tahun.
Perseroan merupakan salah satu dari dua perusahaan menara independen terbesar di Indonesia. Kegiatan usaha utama perseroan adalah menyewakan tempat pada menara dan akses ke jaringan IBS sebagai tempat pemasangan antena dan peralatan lain untuk transmisi sinyal nirkabel dalam skema perjanjian kontrak jangka panjang. Seiring dengan pelanggan telekomunikasi, TBIG terus menambah kapasitas pada jaringan 3G/4G dan berharap untuk terus menerima pesanan yang kuat untuk kolokasi dan pembangunan baru.
TBIG memiliki profil likuiditas yang sangat kuat dengan profil jatuh tempo hutang pada akhir. Perseroan berhasil mengakses pasar obligasi USD dan IDR baru-baru ini. Tahun ini TBIG menerbitkan obligasi 5 tahun USD $ 350 juta pada bulan Januari yang lalu serta obligasi IDR 1,5 triliun awal minggu ini. Dalam 12 bulan ke depan, Perseroan akan membayar seluruh obligasi Rupiah sebesar Rp2,15 triliun dengan menggunakan arus kas operasional yang kuat serta Fasilitas Kredit Revolving yang dimiliki oleh Perseroan.